Mohon tunggu...
Achdiar Redy Setiawan
Achdiar Redy Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar pada Jurusan Akuntansi, FEB Universitas Trunojoyo Madura

Long-life learner. Interested in cultural studies, art, pyschology and spirituality-religiosity. Book, music and basketball lover

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tirmidzi, Ideologi dan Kepercayaan Diri

20 Oktober 2023   14:39 Diperbarui: 20 Oktober 2023   14:47 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

TIRMIDZI, KEPERCAYAAN DIRI & IDEOLOGI

Medio tahun 2000. Di pagi yang dinginnya masih menusuk tulang, tetiba seorang pria berkulit agak legam naik ke atas panggung di halaman FEB UB. Sebagai salah seorang panitia yang bertugas mengarahkan kami para mahasiswa baru menjalani Orientasi Pengenalan Kampus (Ospek), ia terlihat berbeda secara fisik dengan yang lainnya. Dengan suara lantang, pria berperawakan tinggi besar ini kemudian mengomando semua mahasiswa baru (dan juga panitia) untuk berdiri dan bersiap mengikuti arahannya, "Kepalkan tangan kiri ke atas, lalu kita nyanyikan bersama-sama lagu ini. Hayati liriknya dan kemudian resapi sebagai dasar-dasar perjuangan kita sebagai mahasiswa". Seturut berikutnya, deretan kalimat lugas keluar dari mulutnya. Pesan utamanya, mahasiswa baru di kampus negeri ini tidak boleh hanya mementingkan dirinya. Mahasiswa memiliki tanggung jawab moral untuk peka, peduli dan bermanfaat bagi sekitarnya dengan status sosialnya ini. Lalu menggemalah "Darah Juang" ini:

"di sini negeri kami | tempat padi terhampar | samuderanya kaya raya | tanah kami subur, Tuhan | di negeri permai ini, berjuta rakyat bersimbah luka | anak kurus tak sekolah |pemuda desa tak kerja.
mereka dirampas haknya | tergusur dan lapar | | bunda relakan darah juang kami | tuk bebaskan rakyat.
mereka dirampas haknya | tergusur dan lapar |
bunda relakan darah juang kami | padamu kami berjanji."

Lagu yang menggetarkan dan orasi yang menggelegar dari mulut pria yang berasal dari daerah Madura Commonwealth (Persemakmuran Madura), Probolinggo inilah yang memantik kesadaran saya sebagai mahasiswa. Peristiwa di pagi ini melekat terus dalam kenangan. Sejak itulah saya juga mencari tahu, siapa lelaki keturunan Arab ini. Ya, akhirnya kami para mahasiwa baru tahu namanya. Singkat saja: Tirmidzi.

Ya, Tirmi, demikian kawan-kawannya karib menyapanya, begitu fenomenal di kalangan aktivis mahasiswa tahun 2000-an. Di FEB Universitas Brawijaya, ia merupakan mahasiswa Diploma 3 Akuntansi (Dipak) angkatan 1999. Setahun berikutnya, ia mengikuti UMPTN lagi dan berhasil diterima di Program Studi S1 Ilmu Hukum. Dari sisi akademik pun, pria ini sudah out of the box. Dia jalani dua-duanya, dan dengan segala upaya, berhasil lulus dari dua fakultas yang secara posisi bangunan bertetangga ini.

Saya mengenalnya semakin akrab ketika memasuki tahun kedua kuliah. Beberapa kawan karib di Jurusan Akuntansi menarik saya ke organisasi ekstra kampus HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Di tahun pertama, saya diarahkan kakak kandung untuk bergabung di PMII. Ikutlah saya MAPABA. Sayangnya, masa itu, organisasi kemahasiswaan kaum Nahdliyin ini hanya tersentral satu di universitas. Belum ada rayon-rayon di setiap fakultas.

Mengingat darah aktivisme menggelegak, pusaran kegiatan kemahasiswaan yang hanya di internal kampus terasa tak cukup. Barulah setelah "konspirasi" kawan-kawan ini, bergabunglah di HMI sebagai perwakilan kaum sarungan di sana. Di saat inilah saya merasa beruntung dapat mengenal lebih dalam sosok Iyek, demikian juga panggilan akrab teman-temannya pada Tirmidzi.

"Keterlambatan" saya memasuki dunia aktivitas ekstra kampus mengalami percepatan dengan intensitas pergumulan saya dengan senior dan kawan-kawan seangkatan ini. Salah satu "mentor" yang mempercepat ini adalah Tirmi (beberapa yang lain juga perlu saya sebut khusus antara lain Tum YR dan Tum AJ). Saya (dan kami semua di sekitarnya) belajar banyak dari ratusan diskusi dengannya. Bacaannya kuat. Tema-tema yang disukainya adalah yang "kekiri-kirian". Selain politik, dia punya ketertarikan tinggi pada filsafat dan juga sastra. Kalau sudah berdiskusi dengannya, bergelas-gelas kopi dan berbatang-batang rokok tak terasa tanda begitu cepat.

Hasrat belajar dari menonton film juga tinggi. Salah satu yang sangat dia sukai adalah figur sentral dalam film The Godfather, Don Vito Corleone. Di matanya, sosok mafia itu sangat menginspirasi. Baginya, kehidupan seorang mafia tidaklah selalu tentang segala hal yang hitam. Ia tetaplah manusia yang punya hati dan perasaan bersama keluarganya. Trilogi The Godfather menjadi salah satu sinema favorit Iyek, dan saya juga akhirnya karena seringnya mendiskusikan itu.

Dari Don Corleone inilah, dia mematut-matutkan dirinya secara penampilan. Perawakannya yang tinggi besar mendukungnya untuk meniru sosok mafia. Lalu dia tambahkan jaket kulit hitam dan sepatu boot hitam. Dengan rokok di tangan, celana cutbray dan topi parlente, lengkaplah personifikasi mafioso pada penampilannya. Dan ia sangat percaya diri dengan itu. Bertahun-tahun dengan gaya eksentrik semacam itu.

Di balik tampilan fisik yang coba ia hendak komunikasikan, Tirmi dilengkapi dengan seperangkat kemampuan diplomasi, agitasi dan persuasi yang tinggi. Aksentuasi, intonasi, dan diksinya mampu meyakinkan orang mengikuti pikirannya. Apa yang hendak disampaikan sangat lugas dan bernas. Dengan modal itulah, ia tersohor memiliki kemampuan lobi dan berdiplomasi yang tinggi. Ia adalah magnet untuk dikerubuti manusia sekitarnya untuk bertukar pikiran. Ia adalah mesin yang mampu menggerakkan sekitarnya untuk berbuat sesuatu. Kalimat dan sikapnya sarat dengan nuansa ideologis yang menarik untuk disimak dan digerakkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun