Mohon tunggu...
Achdian Hardini
Achdian Hardini Mohon Tunggu... mahasiswa -

Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Konsentrasi Ekonomi Moneter angkatan 2012. Fakultas Ekonomi Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Agen Perubahan, Bersuaralah untuk Mereka!

25 April 2015   19:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:41 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“Bersuara untuk mereka, raja negeriku kau telah lama terdiam

Perubahan jerit hatiku cermin jiwamu, berikan terang untuk masa depan

Berpegangan semua saudara, tegar berdiri dalam mimpi yang satu

Perubahan untuk tanahmu, tanah lahirmu, untuk negeri dan mimpi bangsamu”

Kalimat di atas merupakan bait lirik lagu Noah, salah satu band nasional di tanah air. Senada dengan hal tersebut, tampaknya situasi politik saat ini boleh dikatakan masih diwarnai stagnasi dan volatilitas yang merisaukan. Tidak hanya kurs rupiah yang berfluktuasi, dunia perpolitikan tanah air pun juga seirama mengikuti naik turunnya mata uang ‘garuda’. Mayoritas rakyat dan buruh sepertinya mulai menyesal mendukung Jokowi pada pilpres tahun 2014 yang lalu. Anggapan mereka saat ini yaitu semua program dan janji Presiden Jokowi dan wakilnya Jusuf Kalla yang ‘gembar-gembornya’ mengutamakan kesejahteraan rakyat adalah omong kosong belaka, belum ada satu pun yang diwujudkan. Bahkan persoalan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pun turut memperkeruh pro kontra di antara masyarakat, tudingan tak memikirkan kesulitan hidup rakyat pun terlontar dari berbagai pihak.

Seolah tak ingin ketinggalan, para mahasiswa ikut turun serta di jalanan dengan semangat juangnya. Rangkaian orasi, spanduk bertuliskan tuntutan kesejahteraan rakyat dan buruh, semuanya telah disiapkan sebegitu matang termasuk kekuatan fisik yang mengharuskan berpanas-panasan di jalan. Entahlah apa yang ada di benak mereka dengan aksi demonstrasi seperti itu, berlagak pahlawan perjuang kemerdekaan kah? Bahkan dengan almamater kebanggaannya, mereka yang konon katanya sebagai ‘agen perubahan’ tak ada bedanya dengan para massa demonstran lainnya.

Pengaruh media penyiaran rupanya memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam masyarakat. Bagaimana tidak, banyak pemberitaan-pemberitaan di media massa yang tidak dapat memberikan perspektif secara netral, secara visual media massa mampu mengikat tangan massa dan memberi sugesti seakan-akan mereka adalah kaum yang tertindas, korban politik pemerintahan. Padahal dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, telah dijelaskan secara gamblang bahwa wartawan/media massa Indonesia harus bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. Inilah saatnya masyarakat sebagai pengonsumsi media massa dituntut untuk bersikap bijak dan tak mudah terbawa arus yang menyesatkan.

Mahasiswa harusnya dapat bertindak sebagai social control dengan berbagai gagasan ilmu yang dimilikinya. Peranan social control menjaga norma sosial dan memperbaiki nilai yang berlaku dalam masyarakat, bukannya malah turut menyumbang aksi ricuh tak bertanggungjawab. Mahasiswa lahir dari rahim rakyat, memang seharusnya turut menyuarakan suara rakyat yang tak tersuarakan, memperbaiki apa yang salah pada perekonomian dan perpolitikan Indonesia saat ini. Pergerakan mahasiswa bukan hanya sekedar turun ke jalan untuk demonstrasi saja, melainkan harus lebih substansial lagi yaitu diskusi, kajian dan lain sebagainya. Lebih baik lagi jika para mahasiswa memiliki kepedulian terhadap rakyat yang dapat ditunjukkan dengan memberikan bantuan baik secara moril dan materil bagi siapa saja yang membutuhkannya. Bukankah mahasiswa yang katanya sebagai ‘agen perubahan’ harus mampu bersikap demikian? Bersuaralah pada porsi yang secukupnya, bersuaralah pada pihak yang tepat. Menyuarakan pemikiran tak harus melibatkan emosi namun analisis yang kritis, tak harus dengan otot yang saling beradu kekuatan namun menggunakan strategi yang nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun