Filusof bukan hanya memperbincangkan masalah Tuhan saja, akan tetapi mereka memperbincangkan dan mendiskusikan kehidupan manusia ditinjau dari berbagai aspek termasuk ilmu sosial. Lahirnya ilmu-ilmu sosial ataupun eksakta tidak lepas dari peranan Filosuf, sehingga tidak heran kalau ahli filsafat kenamaan seperti Sokratis dan Plato ahli dalam berbagai ilmu, begitupun dengan filosuf muslim seperti al-Farabi, Ibnu Sina, al-Kindi, al-Razi dan lain-lain mempunyai keahlian dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Al-Farabi (w. 339 H/940M) diberi gelar sarjana Politik Islam pertama , karena ia dapat melahirkan konsep al-Madinah al-Fadhilah (Negara Utama).
Konsep ini kemudian dikembangkan oleh Ibn Sina (370 H/ 980M) seorang Filosuf, ahli ilmu kedokteran, psikologi, pemikir serta politikus. Ia bukan hanya mengembangkan konsep tersebut dalam wacana, tetapi ia mempraktekannya dalam kehidupan ketika ia dipercaya menjadi Perdana Menteri di Damaskus (Sekarang, sikitar wilayah Rusia). Konsep yang diwacanakan al-Farabi dikembangkan dan dikonstruk ulang. Bagi Ibn Sina konsep ini pada dasarnya berpijak pada “Negara Adil dan Makmur” yang mempunyai tiga dasar bagunan yaitu “al-Madinah al-Fadilah “ (Negara Utama), al-Madinah al-Daalah (Negara Adil) dan al-Madinah al-Hasan Es Sierah (Negeri Berakhlak Tinggi). Kosep ini kemudian dirangkum dalam buku karya beliau yang belum banyak orang membahasnya “al-Siyasah”
Kitab al-Syiyasah membahas tentang konsep politik yang berisi tiga ajaran yaitu tentang keluarga, rumah tangga dan pendidikan. Karena 3 unsur ini bisa membentuk Negara, sedangkan Negara adalah politik. Jika dirik benang merah dari konsep Ibn Sina maka kana menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1). Negeri suat badan politik, 2) Rumah Tangga adalah sumber utama dan sumber inspirasi Negara dan 3) Pendidikan adalah jalan yang esensial untuk kebahagiaan Negara. (Azyumardi Azra, Esai-Esai Intelektual Muslim h. 80). Dari sisni dapat penulis simpulkan bahwa para Filosuf juga memperbincangkan masalah politik dan ajaran Ibn Sina yang paling melekat adalah “mendidik diri sendiri sebelum mendidik orang lain” jangan jadi pemimpin Negara sebelum mampu menaj kepribadiaannya, kalau ini diterapkan maka akan tercipta Negara yang adil dan rakyaknya pun makmur meninjam istilah al-Farabi “Madinah Fadilah”, namun di Negara Indonesia ini banyak orang yang ambisius untuk memimpin Negara, tetapi memimpin dirinya sendiri belum mampu sehingga mereka melakukan KKN, pendidikan dinomer duakan, keadilan dan kemakmuran tidak merata.
Pamulang, 14 Pebruari 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H