Aku akan bercerita tentang pengalaman mengikuti tes seleksi CPNS 2019 khususnya pada tahap seleksi SKD atau Seleksi Kompetensi Dasar. Aku mendaftar di Instansi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada formasi S1 Jabatan Pembimbing Kemasyarakatan dengan kuota formasi 262 untuk penempatan seluruh Indonesia. Aku mendaftar pada formasi umum. Untuk tahapannya sendiri yakni seleksi administrasi, seleksi kompetensi dasar, dan seleksi kompetensi bidang.
Aku adalah orang yang selalu serius dalam menghadapi sesuatu, begitupun untuk tes CPNS ini. Aku melakukan persiapan yakni dengan membeli buku Latihan dan Persiapan Tes CPNS yang aku beli di Gramedia di Metro Indah Mall Jl. Soekarno Hatta, Bandung. Harganya sekitar 150 ribuan. Meskipun materi soalnya sebenarnya sudah pernah kita pelajari di bangku sekolah, namun menurutku tetap penting untuk dipelajari kembali dan diperdalam.Â
Saat itu aku sedang bekerja di Perusahaan Pembiayaan di Bandung tepatnya di Posko Cileunyi, Bandung. Kalau tidak salah, aku membeli buku tersebut beberapa hari setelah aku menyelesaikan pendaftaran dan unggah berkas administrasi tanggal 26 november 2019. Dari buku tersebutlah aku belajar soal-soal CPNS. Selain kumpulan soal-soal, terdapat juga kumpulan materi sebagai bahan pembelajaran agar dapat menyelesaikan soal-soal yang diujikan. Dasar dari materi yang disajikan berasal kisi-kisi yang terdapat dalam Permenpan RB Nomor 23 tahun 2019.
Soal-soal SKD terdiri dari 3 bagian yang masing-masing memiliki passing grade sendiri atau nilai ambang batas. Bagian pertama ialah Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), bagian kedua ialah Tes Intelegensia Umum (TIU), dan bagian ketiga yakni Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Untuk passing gradenya yakni TWK 65, TIU 80, dan TKP 126. Artinya untuk lolos ke SKB peserta harus melewati nilai batas ambang minimal dari 3 bagian tersebut. Jika peserta memperoleh nilai dibawah nilai ambang batas pada salah satu bagian, maka peserta akan gagal walaupun pada bagian lain memperoleh nilai yang tinggi.Â
Akan tetapi peserta yang memenuhi passing gradepun belum tentu lolos ke SKB, karena jatah peserta yang lolos ke SKB hanya 3x kuota formasi. Misalnya, di formasiku, lowongan yang tersedia adalah 262 jabatan, maka yang berhak ikut SKB adalah 262x3  yakni 786 orang. Hasil dari nilai SKD semua  peserta yang lolos passing grade akan diperingkatkan dan 786 peserta dengan nilai SKD tertinggi akan lolos ke SKB. Terlihat banyak ya? tidak juga. Di formasi yang aku lamar, total jumlah pendaftar yang ikut SKD tercatat sebanyak 21.514 orang! Artinya 21.514 orang tersebut akan berebut 786 tiket menuju SKB.  Lalu aku juga mendapat data bahwa di formasiku, dari 21.514 orang yang mengikuti tes SKD, yang lolos passing grade sebanyak 8.360 orang. Namun yang ikut SKB hanya 3x formasi, yakni peringkat 1-786. Jadi bisa dibayangkan keketatannya luar biasa.
Balik lagi ke tahapan tes. Setelah pengumuman administrasi keluar, aku dinyatakan lolos dan berhak mengikuti SKD. Lokasi ujian SKD sendiri dipilih oleh peserta saat daftar ulang. Aku memilih lokasi terdekat yakni Bandung. Kebetulan sekali lokasi ujiannya diadakan di Gedung Maduma Naramamora di Penyileukan Bandung. Gedung Serba Guna tersebut terletak persis di sebelah lokasi tempat aku bekerja. Jadi dari tempat kerja aku ke lokasi sekitar 15 menit menggunakan motor.
Aku ujian SKD pada 29 Januari 2020. Pada saat itu belum ada pandemi dan prosesi tes berlangsung seperti biasa. Peserta dibariskan oleh panitia berdasarkan waktu ujian. Aku sendiri ujian pada siang hari pukul 10.30 dan 2 jam sebelum ujian peserta harus sudah di lokasi. Pukul 06.00 aku sudah siap untuk berangkat dari kosan dan mampir dulu di warteg sebelah kantor untuk sarapan. Kira-kira pukul 7 lebih aku sudah sampai di lokasi dan disana aku ngobrol-ngobrol dengan peserta lain sekedar untuk mengisi waktu. Setalah itu akupun memasuki ruangan ujian.
Disana sudah tertata komputer, keyboard, dan mouse yang akan digunakan peserta untuk ujian. Ujiannya sendiri diadakan menggunakan sistem CAT atau Computer Assested Test, artinya peserta hanya tinggal membaca soal yang ditampilkan kemudian memilih jawaban yang benar dengan mengklik menggunakan mouse. Jika peserta selesai mengisi dan mengklik tombol akhri, nilai peserta akan langsung muncul di layar komputer dan peserta dapat mencatatnya. Peserta juga diberikan pensil dan kertas kosong sebagai bahan untuk corat coret.
Sebelum mengerjakan soal, aku berdoa dulu agar diberikan nilai yang terbaik. Tak lupa dalam setiap soal yang aku kerjakan aku selalu mengucap Bismillah ketika menglik jawaban yang menurutku benar. Untuk urutannya sendiri aku mengerjakan secara berurutan yakni TWK, TIU, dan TKP.
Untuk soal TWK dan TKP menurutku diluar prediksi yang sudah dipelajari. Banyak soal-soal yang agak berbeda dari buku. Untuk TWK sendiri soal-soalnya banyak yang menjebak sehingga dalam pilihan ganda terlihat seperti terdapat lebih dari satu jawaban. Ada beberapa soal juga yang membahas tentang sejarah Indonesia dan tanggal-tanggal penting. Untuk TIU soalnya hampir sama dengan yang dipelajari yakni berisi tentang soal matematika dasar, soal cerita, analisis logika dan tebak gambar. Sementara untuk TKP sendiri lebih ke pemecahan masalah dalam dunia kerja seperti tentang kerja sama tim, tentang kepentingan pribadi, dan lain lain.Â
Peserta diharuskan mengerjakan 100 soal dalam waktu 90 menit. Setelah selesai, aku mengklik tombol selesai sambil jantung berdegup kencang, muncul pemberitahuan di komputer "Selamat, Anda Lolos Passing Grade: TWK 95, TIU 135, dan TKP 142 Total 372." Akupun langsung menghela nafas. Alhamdulillah. Â Lalu aku menengok ke teman kanan dan kiri aku, nilainya masih dibawah nilaiku. Dalam hati aku bersyukur, akhirnya aku berhasil mengerjakan SKD dengan lancar meskipun saat itu aku belum tau nilai akhir semua peserta secara keseluruhan.