Mohon tunggu...
Acep Suhendar
Acep Suhendar Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Swasta di Cikarang

penulis pemula dari kabupaten Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjaga Eksistensi Budaya Bekasi di Era Industri 4.0

3 Desember 2019   09:52 Diperbarui: 3 Desember 2019   10:01 1493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan penggunaan Bahasa Daerah di era industri 4.0 pun kian nyata. Dengan menggunakan ponsel pintar yang ada digenggaman, kita dapat mengakses berita dengan berbagai macam bahasa. Namun dengan sistem keterbukaan informasi ini semestinya kita juga memiliki kesempatan yang luas untuk dapat melestarikan Bahasa Lokal. Hadirnya jejaring sosial membuat setiap orang membuat konten menarik yang bisa disaksikan oleh seluruh penduduk bumi. Kita pun bisa melakukan itu, dengan cara membuat konten-konten menarik menggunakan Bahasa Daerah. Agar Bahasa Daerah kita bisa tetap lestari dan terkenal hingga ke mancanegara serta hal tersebut merupakan bukti kecintaan kita terhadap Bahasa Daerah kita sendiri. 

Ketiga adalah dengan cara mendukung pendidikan yang berbasis kearifan lokal. Mungkin kita pernah menyaksikan di Kabupaten Bekasi sering sekali ada sekolah yang menampilkan pertunjukan-pertunjukan Modern Dance yang diadopsi dari budaya barat. Hal tersebut memang wajar-wajar saja sebagai bentuk kemajuan teknologi yang membuat kita bisa juga mempelajari budaya luar. Namun yang menjadi keprihatinan adalah kemanakah arah kesenian daerah yang kita miliki? Apakah para siswa sekolah sudah tidak mau mempelajarinya? Atau memang tidak ada pembelajaran mengenai kesenian daerah di sekolahnya?

Kita bisa bercermin dari Negara Jepang. Negara yang sangat modern dengan segala teknologi canggih yang mereka miliki. Namun di sisi lain mereka tetap menonjolkan budaya yang menjadi ciri khas bangsa mereka. Kabupaten Bekasi pun bisa mencontoh hal tersebut. Melalui pendidikan hal tersebut bisa diwujudkan. Kurikulum yang dibuat harus mampu mendukung kearifan lokal.

Sekolah-sekolah di Kabupaten Bekasi harus berani menambah jam pelajaran Bahasa Lokal, agar siswa lebih mencintai bahasa yang dimilikinya. Selain itu pengguaan pakaian adat di hari-hari tertentu juga merupakan sesuatu yang perlu di terapkan pada instansi sekolah. Berikutnya ekstrakurikuler pun bisa diadakan ekstrakurikuler kesenian daerah. Untuk menunjukan hasil nyata dari pendidikan berbasis kearifan lokal, sekolah perlu membuat pertunjukan kesenian lokal dalam rangkaian kegiatan proses belajar mengajarnya.

Keempat adalah menambah sanggar budaya yang ada di Kabupaten Bekasi. Keberadaan sanggar budaya di Kabupaten Bekasi jumlahnya sangat sedikit. Selain sedikit keberadaannya pun tidak terawat dan terprogram dengan baik. Hal ini tentu saja menghambat pelestarian budaya. Banyak anak-anak atau generasi muda yang tertarik dengan kesenian tradisional, namun mereka bingung harus mengasah kemampuan mereka di mana.

Fungsi sanggar budaya sangatlah penting karena bisa menjadi jantung dalam pendidikan dan pengenalan budaya. Melalui sanggar pula kebudayaan dapat berkembang dan tetap bertahan di tengah perkembangan zaman. Fungsi lain dari sanggar budaya adalah dapat menjadi objek wisata daerah yang mana dapat mengangkat daya tarik Kabupaten Bekasi di ranah rekreasi.      

Kelima adalah melakukan festival kebudayaan secara konsisten dan profesional. Ketika kita melihat keadaan pelestarian kebudayaan di Kabupaten Bekasi maka yang terlintas dalam pikiran kita adalah kurangnya akses dalam menampilkan kebudayaan itu sendiri. Dalam melestarikan budaya tidak cukup dengan hanya membuat sanggar-sanggar budaya, tetapi yang lebih penting adalah adanya kegiatan yang menunjang apresiasi terhadap pelestarian budaya tersebut.

Adanya festival kebudayaan setiap tahun akan meningkatkan gairah masyarakat dalam mengenal dan melestarikan budaya. Inovasi yang dibuat para pemangku kepentingan dalam membuat festival kebudayaan juga perlu diperhatikan demi menarik minat para pengunjung dan agar anggaran yang telah disalurkan untuk festival kebudayaan bisa menghasilkan pertunjukan yang memuaskan. Untuk mendukung festival kebudayaan perlu adanya keseriusan dinas terkait bersama dengan budayawan yang ada di Kabupaten Bekasi.

Keenam adalah melakukan promosi secara langsung maupun melalui jejaring sosial. Promosi kebudayaan merupakan sesuatu yang penting. Tujuannya untuk menunjukan kepada dunia bahwa Kabupaten Bekasi merupakan daerah yang memilki daya tarik tersendiri. Maju mundurnya suatu daerah juga ditentukan oleh seberapa mampu daerah tersebut mempromosikan kebudayaannya.

Promosi secara langsung dapat dilakukan dengan melakukan pertunjukan di dalam negeri maupun mancanegara. Hal ini dirasa akan dapat menjaga eksistensi kebudayaan lokal. Selain itu promosi kebudayaan akan dapat menarik minat wisatawan lokal maupun asing untuk berkunjung. Selain dengan promosi langsung, kita juga dapat mempromosikan kebudayaan lokal melalui jejaring sosial. Melonjaknya angka pengguna media sosial di era industri 4.0 bisa kita manfaatkan secara bijak untuk mempromosikan kebudayaan lokal yang kita miliki.

Dan yang ketujuh adalah menghindari sikap gengsi dalam mempelajari budaya lokal. Tidak ada cara lain yang lebih ampuh dalam mempertahankan kebudayaan lokal selain mau mempelajari kebudayaan itu sendiri. Rasa memilki harus kita tanamkan dalam jiwa. Jangan pernah merasa malu apalagi gengsi. Warisan budaya yang baik dari para leluhur harus kita jaga dan pertahankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun