Mohon tunggu...
Acep Purqon
Acep Purqon Mohon Tunggu... Dosen - Dosen ITB

Director of International Office , ITERA (Institut teknologi Sumatera) Chief of Data Science, ITERA (Institut teknologi Sumatera) Collaborative Professor, Kanazawa University, Japan Earth Physics and Complex Systems, Institute of Technology Bandung (ITB)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengolah Sampah Menjadi Bernilai Berlian

18 Juli 2020   11:02 Diperbarui: 18 Juli 2020   10:57 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada banyak hal dan cara di era covid-19 ini untuk mengolah sampah menjadi bernilai berlian. Tiap tempat punya peluang masing-masing.  Banyak tempat baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang bisa dijadikan percontohan yang baik.

Salah satunya adalah industri kreatif di Korea Selatan yang khusus mengolah sampah. Pemerintah Seoul sengaja menyediakan gedung bertingkat yang terdiri dari orang-orang muda untuk mengolah sampah. Mereka adalah para startup muda dan ditemani para mentor dari universitas maupun praktisi. Jadi semacam bantuan pemerintah seoul Korea untuk para kawula muda untuk mengeluarkan kemampuan ide dan kreativitasnya. 

Mereka diberi tempat gratis, yang penting ide hebatnya pada keluar. Gedung ini baru selesai dibangun tahun 2019 lalu. Para pengusaha muda perusahaan rintisan ini pertama kali harus apply untuk bisa menempati gedung tersebut. Ide-ide dibentuk sehingga menjadi sesuatu yang mungkin dikerjakan dan lengkap timeline dan action plan-nya. 

Semua berlomba dan berkompetisi dengan segala ide gilanya. Para juara tersebut berhak gratis menempati ruang tersebut. Para costumer juga meyakini jika mereka beli di tempat tersebut tidak akan rugi karena sudah melalui pengujian bertahap dan berjenjang serta menjaga kualitas terbaik. Semua pihak untung, pemerintah mendapatkan lokasi pertumbuhan ekonomi baru. 

Penjual para startup tersebut mendapat untung karena sewa tempat dan modal adalah jauh. Tapi karena mereka punya ide-ide kreatif menjadi tiket mendapatkan tempat tersebut. Pembeli yang juga berjiwa seni juga mendapat barang-barang hand-made dengan kelas dunia, produknya kadang hanya dijual beberapa saja sehingga pembeli merasa jarang bentuk yang sama. 

Jenis-jenis sampahnya bervariasi. Jadi yang terpilih memang sudah diarahkan dengan kebutuhan dan grand design pengolahan sampah di wilayah Seoul tersebut, kebijakan zero waste dll. 

Saya sempat pegang dompet dari ban sepeda, tas dari penutup payung,  dan segala sampah yang dijual dengan harga mahal dan ada segmen pasar dari para pembelinya. Sampah bukan lagi masalah, tapi solusi. Pemerintah juga menyiapkan segmen pasarnya. Sehingga perputaran uang bisa berputar cepat dan mendatangkan barang baru lagi. 

Hal lain yang terpenting juga ada ruang penelitian dan antar mereka bisa saling belajar yaitu misal upcycling design project, 3D printing material, public studio, studio education business, education room, dll.

Selamat datang di dunia ide kreatif untuk industri kreatif berbasis sampah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun