Mohon tunggu...
Acep jamaludin
Acep jamaludin Mohon Tunggu... Konsultan - Direktur Kajian strategis dan Pembangunan PT. Sinergi Riset Nusantara

Seorang Aktivis Gerakan Mahasiswa yang fokus terhadap isu soal dan politik dan bekerja sebagai konsultan politik disalah satu perusaan konsultan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bahaya Personifikasi Reformasi ; Jalan Kapitalisasi Aktivis 1998 untuk Tiket Kekuasaan

28 Mei 2023   13:39 Diperbarui: 28 Mei 2023   22:40 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tapi kata republik kini seolah tak berarti apa-apa, kecuali bahwa Indonesia bukan kerajaan". Sama halnya dengan anak muda saat ini bahwa kami tidak mengetahui pejuang 98 yang sering disebut-sebut sebagai pejuang reformasi yang kami tahu bahwa indonesia mengalami pergantian sistem, titik hanya itu saja. Apa itu salah kami sebagai generasi pasca reformasi? tentu saja bukan.

selanjutnya secara personal saya adalah mahasiwa yang terlibat pergerakan mulai dari 2014-sekarang artinya saya merasakan betul bagaimana rezim Jokowi dari pertama sampai diakhir masa jabatannya, dari beberapa kali turun ke jalan hampir setiap isu dari mulai 2017 bayak kawan kami meninggal dan juga ditangkap namun tidak menjadikan sebuah catatan untuk bergerak lebih besar.

Kami sadar jika kesalahan ada dalam kondisi generasi kami sendiri namun terlepas dari hal tersebut rezim ini kehilangan sesuatu yang berharga yakni moral dan etika publik. Dimana mereka tidak menyadari jika sebenarnya telah terjadi kemerosotan demokrasi di indonesia. Pola Idiologi State Aparatur dan Represivitas State Aparatur dijalankan dengan sangat sempurna sampai rakyat merasa tidak sedang ditindas. pembukaman demokrasi ini semua direkayasa menjadi sebuah kekuasaan yang otoriter yang legal secara hukum. selain itu ada keterlibatan penuh aktor reformasi dalam konsep ini bahkan mereka sendiri yang melakukannya.

Last but not least untuk anak muda indonesia saya ingin katakan bahwa perjuangan di setiap generasi akan terus ada, mari kita tutup buku perjuangan reformasi dan buka lembaran buku perjuangan lain karena saya yakin sebenarnya kita sudah memahami dimana kita harus berdiri di tengah kondisi bangsa kita saat ini, yang terpenting bahwa kita semua adalah pemilik Indonesia dan kita semua sebagai pemiliknya lah yang akan menentukan masa depannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun