Zuhud dan Relevansinya dalam Masyarakat Kontemporer: Menelusuri Pemikiran KH. Saleh Darat KH.Â
Saleh Darat, seorang ulama besar Nusantara abad ke-19, dikenal karena pemikirannya yang mendalam tentang berbagai aspek Islam, termasuk tasawuf. Salah satu perhatian utama beliau adalah konsep zuhud, yang didefinisikan sebagai sikap melepaskan diri dari ketergantungan terhadap dunia material demi meraih kedekatan dengan Allah SWT. Dalam konteks masyarakat kontemporer yang dipenuhi gemerlap dunia, pemikiran KH. Saleh Darat tentang zuhud menjadi semakin relevan dan penting untuk dikaji. KH. Saleh Darat mengajarkan bahwa zuhud bukanlah berarti meninggalkan dunia sepenuhnya atau hidup dalam kemiskinan.Â
Sebaliknya, zuhud adalah sikap hati yang tercermin dalam kesederhanaan hidup, kendati seseorang memiliki harta berlimpah. Beliau menekankan pentingnya memanfaatkan harta benda untuk tujuan yang bermanfaat, seperti membantu sesama dan menunjang kegiatan ibadah. Dalam masyarakat kontemporer yang cenderung konsumtif, materialistik, dan hedonistik, pemikiran ini menjadi sangat relevan. Zuhud mengajarkan kita untuk tidak terbelenggu oleh keinginan duniawi yang tak terbatas, melainkan menggunakan harta benda secara bijak dan bertanggung jawab. Lebih lanjut, KH. Saleh Darat mengaitkan zuhud dengan konsep qana'ah, yaitu sikap menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Qana'ah mencegah seseorang dari rasa tidak pernah puas dan terus-menerus mengejar hal-hal duniawi.Â
Dalam masyarakat kontemporer yang dipenuhi persaingan dan keinginan untuk selalu lebih dari orang lain, qana'ah menjadi penangkal yang efektif terhadap stres, kecemburuan, dan ketidakbahagiaan. Qana'ah mengajarkan kita untuk menghargai apa yang telah kita miliki dan fokus pada hal-hal yang lebih penting dalam hidup, seperti pengembangan diri, hubungan sosial, dan kedekatan dengan Tuhan. Relevansi pemikiran KH. Saleh Darat tentang zuhud juga terlihat dalam penekanan beliau pada pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Zuhud bukanlah berarti mengabaikan tanggung jawab duniawi, melainkan menjalankan peran sosial secara seimbang dengan menjalankan kewajiban agama.Â
Dalam masyarakat kontemporer yang seringkali menuntut fokus pada pencapaian duniawi, pemikiran ini menjadi pengingat yang penting. Zuhud mengajarkan kita untuk tidak terlena oleh kesenangan duniawi semata, melainkan juga mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. Dalam konteks masyarakat kontemporer, pemikiran KH. Saleh Darat tentang zuhud dapat menjadi solusi bagi berbagai permasalahan yang muncul akibat pola hidup yang materialistik dan hedonistik. Zuhud mengajarkan kita untuk hidup sederhana, merasa cukup, dan fokus pada hal-hal yang lebih penting dalam hidup. Dengan menerapkan nilai-nilai zuhud, kita dapat meraih ketenangan hati, kebahagiaan sejati, dan pada akhirnya, meraih kedekatan dengan Allah SWT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H