Mohon tunggu...
Aceng Wandi Wahyudin
Aceng Wandi Wahyudin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Kerja cerdas, kerja tuntas, kerja ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Metode Tafsir Dakwah dalam Konteks Kekinian

4 Oktober 2024   06:30 Diperbarui: 4 Oktober 2024   06:37 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penerapan Metode Tafsir Dakwah dalam Konteks Kekinian: Dakwah di Era Digital dan di Tengah Pluralitas

Dakwah merupakan kewajiban setiap Muslim untuk menyampaikan ajaran Islam dan mengajak manusia kepada kebaikan. Di era modern ini, tantangan dakwah semakin kompleks, menuntut para da'i untuk lebih kreatif dan adaptif dalam menyampaikan pesan-pesan Islam. Tafsir dakwah hadir sebagai sebuah solusi untuk menjembatani antara teks Al-Quran dengan realitas kekinian, sehingga dakwah dapat berjalan lebih efektif dan relevan.

Dakwah di Era Digital

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah melahirkan platform-platform digital seperti media sosial, website, dan aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk dakwah. Tafsir dakwah berperan penting dalam hal ini, yaitu dengan:

  1. Menyediakan Konten Dakwah yang Relevan: Tafsir dakwah dapat membantu para da'i dalam merumuskan konten dakwah yang relevan dengan isu-isu kekinian dan mudah dipahami oleh masyarakat digital. Misalnya, menjelaskan hukum-hukum Islam terkait transaksi online, etika bermedia sosial, atau isu-isu kontemporer lainnya dengan merujuk pada ayat-ayat Al-Quran dan hadis.1
  2. Memudahkan Akses terhadap Pengetahuan Agama: Media sosial, website, dan aplikasi dapat menjadi sarana untuk menyebarkan konten-konten keagamaan yang mudah diakses oleh masyarakat luas, seperti video ceramah, kajian online, dan artikel-artikel agama.2
  3. Membangun Komunitas Dakwah: Platform digital dapat digunakan untuk membangun komunitas dakwah online, sehingga memudahkan interaksi dan diskusi antar anggota, serta memperluas jaringan dakwah.3

Namun, dakwah di era digital juga memiliki tantangan tersendiri, seperti:

  1. Kemudahan Akses Informasi yang Tidak Terkontrol: Masyarakat digital memiliki akses yang mudah terhadap berbagai informasi, termasuk informasi yang tidak benar atau menyesatkan. Tafsir dakwah berperan penting dalam membimbing masyarakat untuk menyaring informasi dan memilih sumber yang kredibel.4
  2. Penyalahgunaan Media Sosial: Media sosial dapat disalahgunakan untuk menyebarkan ujaran kebencian, hoax, dan konten-konten negatif lainnya. Para da'i perlu bijak dalam menggunakan media sosial dan memanfaatkannya untuk menyebarkan kebaikan.5
  3. Keterbatasan Interaksi Langsung: Dakwah di era digital seringkali minim interaksi langsung antara da'i dan mad'u. Tafsir dakwah perlu dirumuskan sedemikian rupa sehingga pesan dakwah tetap dapat tersampaikan dengan efektif meskipun tanpa interaksi langsung.6

Dakwah di Tengah Pluralitas

Indonesia adalah negara yang majemuk dengan beragam suku, budaya, agama, dan ras. Dakwah di tengah pluralitas menuntut para da'i untuk memiliki sikap toleransi dan saling menghargai. Tafsir dakwah dapat membantu dalam hal ini, yaitu dengan:

  1. Menekankan Nilai-Nilai Universal Islam: Tafsir dakwah dapat menggali nilai-nilai universal Islam yang selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan, seperti keadilan, persaudaraan, dan kasih sayang.7
  2. Menghindari Sikap Eksklusif: Tafsir dakwah perlu menghindari sikap eksklusif dan menggurui, serta mengedepankan dialog dan pendekatan persuasif.8
  3. Memahami Kearifan Lokal: Dalam menyampaikan pesan dakwah, para da'i perlu memahami kearifan lokal dan budaya setempat, sehingga dakwah dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.9

Tantangan dakwah di tengah pluralitas antara lain:

  1. Potensi Konflik Antar Umat Beragama: Perbedaan keyakinan dan pemahaman agama dapat memicu konflik. Tafsir dakwah berperan penting dalam meredam potensi konflik dan membangun kerukunan antar umat beragama.10
  2. Penafsiran Agama yang Beragam: Tafsir dakwah perlu merangkul berbagai penafsiran agama yang berbeda, selama tidak menyimpang dari prinsip-prinsip dasar Islam.11
  3. Sikap Intoleransi: Sikap intoleransi dapat menghambat efektivitas dakwah. Tafsir dakwah perlu menanamkan nilai-nilai toleransi dan saling menghargai kepada masyarakat.12

Kesimpulan

Tafsir dakwah memiliki peran yang sangat penting dalam menghadapi tantangan dakwah di era modern ini. Dengan memahami dan menerapkan metodologi tafsir dakwah secara tepat, diharapkan dakwah dapat berjalan lebih efektif, relevan, dan diterima dengan baik oleh masyarakat, baik di dunia digital maupun di tengah pluralitas.

Referensi:

  1. Abdurrahman, "Dakwah di Era Modern (Tinjauan Tafsir terhadap Ayat tentang Dakwah Nabi Musa as. kepada Fir'aun dalam QS h/20 : 42-44)," Jurnal Dakwah Tabligh 23, no. 2 (2022).
  2. Awadin dan Rusmana, "Model Al-Qur'an and Tafsir Models: Internalization of the Development of Digital Media," Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah 5, no. 2 (2023).
  3. Arafat dan Zen, "Difusi Inovasi Penggunaan Aplikasi Dakwah," Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan 23, no. 2 (2019).
  4. Djaya, "Dakwah Moderat dan Jihad Modern: Belajar Menganalisa Informasi dan Materi Dakwah dari Sokrates," Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan 25, no. 2 (2021).
  5. Burhanuddin, "Membangun Pola Komunikasi Dakwah Sebagai Alternatif Mencegah Sikap Intoleransi Beragama," Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan 21, no. 1 (2019).
  6. Muhaemin, "Dakwah Digital Akademisi Dakwah," Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies 11, no. 2 (2017).
  7. Masturi, "Dakwah di Tengah Pluralisme Agama," Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan 21, no. 1 (2019).
  8. Lutfi, "Kearifan Penyuluh Islam dalam Pluralitas Agama," Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan 25, no. 1 (2021).
  9. Wahib, "Potret Dakwah dalam Mengakomodasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Menuju Asimilasi Budaya," Jurnal Al-Mubarak 7, no. 1 (2022).
  10. Darajat dan Rubiyanah, "Dakwah Ulama dalam Menjaga Toleransi Beragama," Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan 24, no. 2 (2020).
  11. Tasman, "Islam Inklusif: Konstruksi Pemikiran untuk Dialog Umat Beragama di Indonesia," Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan 21, no. 1 (2019).
  12. Yakin, "Antropologi Dakwah: Menimbang Sebuah Pendekatan Baru Studi Ilmu Dakwah," Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan 22, no. 1 (2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun