Mohon tunggu...
Acelify
Acelify Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang hobi menulis dan menyukai berbagai isu sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Kreatif! Mahasiswa UGM Mencoba Membuat Bioleather dari Limbah Kulit Ubi Kayu dengan Bantuan Bakteri

16 Juli 2024   19:21 Diperbarui: 16 Juli 2024   21:28 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Apakah anda pernah mendengar tentang fast-fashion? Seperti yang diketahui, di era saat ini, industri fashion menjadi momok tersendiri terlebih jika berbicara mengenai dampak limbah yang dihasilkan dari industri ini. Ada banyak sekali variasi fashion, salah satunya adalah aksesoris yang biasanya dibuat dari kulit. Kulit, baik itu sintetis maupun hewani, seringkali meninggalkan jejak emisi karbon, menghasilkan limbah dari penyamakannya, dan memerlukan waktu yang lama.

Mengamati masalah tersebut, kelima mahasiswa UGM yang diketuai oleh Marcella Devina Handoko (Fisipol 2023) serta beranggotakan Laura Silka (Biologi 2021), Nasywa Ramadhisa (Geografi 2021), Husna 'Ainun (Biologi 2022), dan Muhammad Daffa (Ekonomika dan Bisnis 2023) mencoba mengolaborasikan keilmuan interdisipliner yang dimiliki melalui program Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan berhasil mendapatkan pendanaan untuk kategori kegiatan kewirausahaan. 

Mereka kemudian mencoba membuat inovasi dengan memadukan material dari limbah ubi kayu yang banyak dijumpai di Yogyakarta serta menggunakan teknologi fermentasi bakteri untuk diolah menjadi material Bioselulosa yang kemudian diproses lebih lanjut menjadi Bioleather yang bisa digunakan untuk membuat berbagai macam variasi aksesoris seperti lanyard hingga tas.

Berdasarkan uji yang telah dilakukan yaitu uji tekan dan uji tarik, Marcella, lebih lanjut lagi menyatakan bahwa produk buatan tim PKM ini mampu memiliki kualitas yang tidak kalah bila dibandingkan dengan kulit sintetis maupun hewani. Selain itu, proses pembuata  material juga relatif mudah, cepat, dan bisa diproduksi dalam skala besar maupun kecil sehingga sangat potensial.

"Kami berharap mampu membawa inovasi ini supaya lebih dikenal oleh masyarakat. Terlebih, produk kami cukup unik dan belum banyak dikenal masyarakat." Husna menambahkan. "Kami menggunakan bakteri yang mampu membantu menghasilkan selulosa sebagai material ramah lingkungan." 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun