Setelah sebelumnya saya pernah memposting Menteri Beneran atau Beneran Menteri ? yang menuliskan tentang salah satu Menteri pada Kabinet Kerja yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, yaitu Puan Maharani.
Akhir-akhir ini dihebohkan dengan salah satu pemberitaan yang memuat tentang pernyataan dari Menteri Perlindungan Perempuan dan Anak Indonesia, yaitu Menteri Yohana Yembise dalam kasus Yuyun, seperti di muat pada Senin, 30/05/2016,
Di saat peristiwa itu terjadi, lanjut dia, orang tua Yuyun sedang berada di kebun. "Pertanyaannya, sudah berapa lama anaknya perempuan dengan kembarannya ditinggal dan bagaimana mau memperhatikan kedua anak itu?" ujar Yohana.
Menurutnya, jika anak selalu ditinggal karena orang tua sibuk bekerja akan berbahaya. Pasalnya, anak bisa menjadi mangsa pelaku yang berada di sekitar tempat tinggalnya. Selain itu, Yohana juga mengungkap kementerian yang dia pimpin tengah berusaha keras agar anak-anak tidak terlibat dengan pornografi.
Bila menilik pemberitaan tersebut, ingatan kita mungkin tidak lupa akan sebuah pernyataan yang dilontarkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, yaitu Puan Maharani pada statementnya Menteri Puan minta orang miskin diet & tak banyak makan.
Kedua Menteri ini sepertinya mencari sebuah sensasi dan membuat sebuah kontroversial dengan kinerja beliau sebagai Menteri sangatlah berbanding terbalik. Sehingga menimbulkan sebuah pemikiran dengan logika saya sebagai warga negara Indonesia bahwa "Sebenarnya bagaimana cara Jokowi dalam memilih seseorang untuk menjadi Menteri? dan Bagaimanakah kriteria-kriteria dalam memilih Menteri tersebut?".
Dari profil ibu Yohana tersebut seharusnya beliau bekerja pada bagian Pendidikan yang bekerjasama dengan Menteri Pendidikan saat ini yaitu Bapak Anies, bukan malahan menjabat sebagai Menteri Perlindungan Perempuan Anak Indonesia. Dengan basic beliau sebagai salah satu Dosen apalagi dari Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sudah seharusnya beliau sangat mengerti tentang Pendidikan.
Namun, bila memang beliau dipercaya sebagai Menteri Perlindungan Perempuan Anak Indonesia, sebagai seorang wanita sekaligus Ibu seharusnya beliau memahami betul bagaimana program-program dalam melindungi perempuan maupun anak yang ada di Indonesia.
Yohana Yembise, "Orang tua korban terlalu lama di kebun"