Mohon tunggu...
RM TPA II
RM TPA II Mohon Tunggu... Eks, Mahasiswa -

S1 Pendidikan Matematika Unsyiah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Karakter Anak dari Tingkatan PAUD

4 Mei 2016   18:46 Diperbarui: 4 Mei 2016   18:53 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Ketika Penulis Mengajar di SMA Negeri 5 Banda Aceh

Serangkaian kasus mewarnai hari Pendidikan di Indonesia seperti Cekcok soal Skripsi, Mahasiswa Bunuh Dosennya, Kejanggalan Jelang Kematian Mahasiswi UGM yang Diduga Dibunuh dan pada tanggal 3 Mei ada pula kasus Bu Guru SD Tewas Bunuh Diri. Serangkaian kasus yang mencoreng nama baik Pendidikan di Indonesia, yang seharusnya yang kita dengar adalah penghargaan dan prestasi dari Pendidikan itu sendiri.

Menyikapi kasus pertama yaitu Mahasiswa yang membunuh dosennya yang dugaan awal karena Skripsi ternyata setelah dilakukan investigasi, si Mahasiswa membunuh dosen tersebut karena sudah ada dendam karena si Mahasiswa kerap dimarahi atau ditegur oleh Dosen tersebut. Dosen adalah Orang Tua kita di Kampus yang tempat kita mengadu dan memperoleh ilmu dalam mengarungi kehidupan. Hubungan Dosen dan Mahasiswa acap kali terjadi konflik, yang berawal dari debat di kelas sampai aksi demo. Dari sebagian itu hanya konflik kecil kalau sudah sampai membunuh dosen berarti ada sesuatu yang salah dari si Mahasiswa, ketika dia sudah berani membunuh Orang Tua dia di Kampus, tidak menutup kemungkinan dia bisa membunuh orang tua kandungnya. 

Saya pun sering kali mendapat teguran, ceramah maupun nasehat dari Dosen semasa saya kuliah dulu, namun saya tidak pernah emosi karena dosen-dosen tersebut sama dengan Ibu atau ayah saya di rumah yang sering memberikan ceramah atau nasehat jadi saya menganggap mereka itu orang tua saya. Menumbuhkan rasa "menganggap" dosen sebagai orang tua terkadang memang sulit karena tergantung sikap, sifat dan kebiasaan si Mahasiswa juga.

Hal tersebut berlaku juga untuk anak-anak pelajar di Sekolah, yang seharusnya lebih bisa memiliki rasa "menganggap" guru adalah orang tuanya. Dan saya rasa perlu sejak dini untuk mengajarkan tentang Psikologi pada anak-anak yang sedang sekolah di PAUD, TK maupun SD karena bila dari dasar anak sudah mengetahui dasar-dasar psikologi anak maka ketika dia beranjak SMA maka akan mudah dalam pengembangan karakternya.

Kepribadian atau karakter seorang anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik itu lingkungan masyarakat maupun lingkungan keluarga.

Lingkungan masyarakat yang kurang baik atau pergaulan yang kurang baik akan mempengaruhi kepribadian atau karakter si anak tersebut.

Begitu pula lingkungan rumah adalah faktor penentuan seperti orang tua sangat mempengaruhi psikologi dan kepribadian si anak tersebut. Pola pendidikan atau pola asuh anak di rumah yang berbeda, tingkatan ekonomi keluarga,kondisi keluarga sianak yang berasal dari keluarga broken home atau tidak maupun sikap dan kebiasaan orangtua dalam keluarga. 

Solusi Bagi Pemerintah

Nah, faktor-faktor tersebut sangatlah mempengaruhi kepribadian atau psikologis anak sehingga guru atau pun dosen berperan penting dalam menanggani psikologi atau karakter si anak ini. Setiap guru atau dosen memang dibekali "ilmu jiwa" yang akan hadir pada setiap guru atau dosen yang memang mendedikasikan dirinya terhadap pendidikan. Guru yang memiliki "ilmu jiwa" dapat merasakan atau mengetahui karakter-karakter maupun psikologi yang menyimpang dari si anak.

Sudah sepatutnya anak-anak dibimbing dan dibantu dalam pembentukan karakter si anak ini dan memberikan bimbingan psikologisnya. Guru juga harus bekerja sama dengan orang tua di rumah agar sama-sama dapat membimbing si anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun