Institute of Science and Technology (KIST) mengembangkan teknik berbasis laser untuk meningkatkan kinerja stent dalam operasi vaskular. Prosedur ini bertujuan mengurangi risiko restenosis, yaitu penyempitan ulang arteri setelah pemasangan stent.
Para peneliti di KoreaRestenosis sering terjadi akibat respons seluler yang kompleks, meskipun stent yang melepaskan obat telah digunakan untuk mengatasinya. Namun, stent ini memiliki kelemahan seperti menghambat regenerasi lapisan pembuluh darah (re-endotelialisasi) dan meningkatkan risiko trombosis.
KIST menggunakan teknologi laser nanodetik untuk menciptakan pola kerut berskala nano dan mikro pada permukaan paduan nikel-titanium stent. Hasilnya menunjukkan bahwa pola ini:
- Mengurangi pertumbuhan berlebih sel otot polos hingga 75%, yang terkait dengan restenosis.
- Meningkatkan pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) lebih dari dua kali lipat.
- Mempercepat regenerasi sel endotel untuk memulihkan lapisan pembuluh darah.
Teknologi ini diharapkan dapat diterapkan pada stent logam maupun biodegradable, yang larut setelah mendukung pemulihan pembuluh darah. KIST saat ini sedang mempersiapkan uji coba pada hewan dan manusia untuk memastikan keamanan dan efektivitas teknologi ini.
"Teknologi kami memungkinkan pengolahan permukaan stent dengan presisi tinggi menggunakan laser nanodetik, yang mendukung efisiensi produksi dan potensi komersialisasi," kata Hojeong Jeon dari KIST.
    (*Stent adalah tabung kecil berbentuk silinder yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah, arteri, atau saluran tubuh lainnya untuk menjaga agar tetap terbuka.
Â
Hadir : j-serviceinverter.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H