"Everything and everyone that the Father has given me will come to me, and I won't turn any of them away."
Kartini, is an Indonesian national heroine. Kartini as a housewife, but actively help women to learn to read and write. Life during that era, women do not need to learn / school, because a woman's task is to serve the needs of her husband, maintain and educate children in order to have good manners.
Kartini, a nobleman's daughter, can indeed learn to read and write. Correspondence with friends inside the country and to Holland, making her ideas became widespread. Kartini's spirit to make her nation, a person capable of independent, able to read and write, so it can communicate better to their husbands, children and the intelligentsia.
Kartini struggle when it is breaking the habit, breaking things that are already common in society. Collection of Kartini's letters was made in a book entitled 'After Darkness, Light Publication'. A spirit that never gave up, when the culture that men as a 'center' of everything.
Kartini's spirit and struggle, today commemorated as the day of our mother, Kartini, in Indonesia. The result of her hard work at the time, has produced a lot of Indonesian women are smart, independent, successful entrepreneurs, workers who are able to do men's work, and so forth. May the spirit and struggle of Kartini, to make women everywhere, capable together the men, to build the nation, this country and our world, become more beautiful, and respect our natural re-create 'green'.
Bible References:
Acts.8:1b-8 + Psalms.66:1-7 + John.6:35-40.
Kis.8:1b-8 + Mzm.66:1-7 + Yoh.6:35-40
"Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang."
Kartini, adalah seorang pahlawan wanita bangsa Indonesia. Kartini sebagai seorang ibu rumah tangga, namun aktif membantu kaum wanita saat itu untuk belajar membaca dan menulis. Kehidupan pada jaman itu, wanita tidak perlu belajar/ sekolah, karena tugas wanita adalah melayani kebutuhan suami, menjaga dan mendidik anak-anak agar mempunyai budi pekerti yang baik.
Kartini, seorang putri bangsawan, memang bisa belajar membaca dan menulis. Korespondensi surat-menyurat dengan teman-temannya baik di dalam negeri maupun ke negeri Belanda, membuat pemikirannya menjadi luas. Semangat Kartini untuk membuat kaumnya menjadi orang yang mampu mandiri, mampu membaca dan menulis, sehingga mampu berkomunikasi dengan lebih baik kepada suami, anak-anak dan kaum terpelajar.
Perjuangan Kartini saat itu adalah melanggar kebiasaan, melanggar hal-hal yang sudah umum di masyarakat. Kumpulan surat-surat Kartini dibuat dalam sebuah buku yang berjudul Habis Gelap, Terbitlah Terang. Suatu semangat yang pantang menyerah, di saat kebudayaan bahwa kaum laki-laki sebagai 'pusat' dari segalanya.
Semangat dan perjuangan Kartini, hari ini diperingati sebagai hari Ibu kita, Kartini, di Indonesia. Hasil kerja kerasnya pada saat itu, telah menghasilkan banyak sekali wanita-wanita Indonesia yang pintar, mandiri, pengusaha sukses, pekerja yang mampu mengerjakan pekerjaan kaum pria, dan sebagainya. Semoga semangat dan perjuangan Kartini, membuat kaum wanita dimanapun, mampu bersama-sama kaum lelaki untuk membangun bangsa, negara dan dunia kita ini, menjadi lebih indah, saling menghormati dan membuat alam kita kembali 'hijau'.