Kini hari ibu 22 Desember datang lagi yang kesekian kalinya berbagai sumber dan versi yang ada, namun pikirku bodoh amat soal dari muasalnya, sebab ibu adalah bahagian dari hari-hari yang tak terpisahkan, sebab peringatan hari ini hanyalah seremonial dari bahagian sejarah yang terbentuk dari masa lampau.
Ibu adalah takdir dari anaknya pilihan Tuhan dari sekian banyak pertarungan ketitik indung telurnya, dan semenjak itu tak ada kuasa menolak pilihan Tuhan Karena bukankah Tuhan telah mengatur dan menyimpannya dikotak Pandora “Lauhim mahfudz”.
Ibu cinta pertama tangis bahagia yang mengalirkan nafas kehidupan dari air susunya sebagai nutrisi dan imun beserta belaian pelukan hangat yang tulus dan penuh keikhlasan, sehingga tumbuh menjadi yang bisa menentukan arah dan jalannya sendiri sehingga sampai pada pilihan hidup yang ditakdirkan.
Ibu juga tak sampai disitu melepaskan seutuhnya, selalu ada rasa untuk selalu mendapatkan kabar meskipun entah dimana bahkan sampai diseberang samudera hingga ujung dunia lain pun.
Ibu adalah tempat berbagi tidak sedikit menumpahkan curahan hati pada seorang ibu meskipun disuatu kondisi perlu mengorbankan waktu disetiap aktifitasnya, ibu dalam suasana yang lain mampu menghangatkan dikala dingin begitupula sebaliknya, mencerahkan yang menurutnya sebagai jalan terbaik dari sekian banyak pilihan.
Ibu itu perjuangan dari nafas kehidupan diberbagai suasana dan kondisi, dalam dirinya selalu ada doa yang dijanjikan sang penguasa jagad untuk di ijabah/dikabulkan, ibu bahkan bila sampai pada suatu titik keterpaksaan tak peduli keringat yang mengucur deras hingga titik darah terakhir, tidak jarang pula menemukan perjuangan sampai mengorbankan rasa malu demi sebuah pembelaan ataupun tujuan, tidak Cuma sampai disitu bahkan tak jarang pula mendapatkan stigma negatif hingga melampaui kodratnya sebagai seorang ibu.
Ibu mahluk ciptaan Tuhan yang special karena Tuhan memberikan peghormatan lebih tentang surga ditelapak kakinya, memberikan penghargaan semacam pendahuluan darinya untuk mendapatkan keridhoannya “Ridhollahi Fi Ridhol Walidain”, bahkan tidak sampai disitu dalam beribadahpun bisa ditunda sejenak demi panggilan dan seruan dari ibu, hak istimewa yang lain dari Tuhan ketika di sampaikan melalui utusan rahmatan lil alamin bahwa ibumu ibumu ibumu kemudian bapakmu.
Ibu adalah perempuan yang mewakafkan dirinya pada pengabdian dan tanggung jawab tanpa meminta balas jasa dan pamrih dan sebagai bentuk penghargaan yang terbesar adalah setiap insan yang pernah terlahir sudah selayaknya memberikan cinta yang tulus pada ibunya.
#Ibu
#HariIbu
#MothersDay
Acchi 05 : 36 PM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H