Mendung mengerat lembayung senja di wajah langit yang berkabung
Gemuruh gema menggelegar dari bising petir yang menyambar
Langitku menangis
Senjaku teriris
Hatiku meringis
Langkah tak berjejak diatas air yang  menggenang
Sedang didada masih saja memeluk erat sebuah kenang
Bayangmu hilang di tengah malam pekat yang lengang
Sedang dikepala tentangmu melekat erat selalu ter-benang
Malam ini, jalanan begitu sepi, hanya nampak lalu-lalang kunang-kunang di padang ilalang.
Dedaunan masih basah, bekas rinai rintik yang jatuh menitik pada dahan juga putik.
Malam ini, hatiku begitu sepi, hanya ditemani tapak jejak bekas langkah yang pergi selepas senja tadi.
Pipiku masih basah, belum ku basuh, bekas linang tangis yang mengalir dari sela pelipis selepas tertelan kepergian tadi.
Malam kian larut,
Sedang tangisku tak juga surut.
Malam makin pekat,
Sedang lukaku makin erat melekat.
Abunawas46
Bogor, 15 Januari 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI