Mohon tunggu...
Ahsan Azhar
Ahsan Azhar Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Bekerja paruh waktu sebagai nelayan. Kalau tidak sedang melaut, sehari-harinya bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Karena Menjadi Trio Bukanlah Pilihan; Sebuah Surat untuk Prabowo Subianto

17 Juli 2014   22:10 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:02 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Assalamu alaykum…

Dear Pak Prabowo,

Mungkin hanya iseng belaka, ada yang pernah memilah identitas ke-Indonesia-an ke dalam dua pilihan: Keju dan Singkong. Yang pertama itu diasosiasikan dengan kelompok yang terkontaminasi gaya hidup Barat, sementara yang terakhir adalah simbol yang mewakili ketulenan dan kesederhanaan masyarakat Indonesia.

Saya tiba-tiba jadi teringat keju. Kecuali tikus dalam film kartun, hampir semua tahu bahwa mengkonsumsi keju secara berlebihan bisa membuat enek, dan enek yang tak tertahankan akan berujung pada muntah. Seperti itu kira-kira, meski niatan awalnya bukan, akibat yang ditimbulkan oleh suratuntukpakbowo.tumblr.com terhadapmu. Para pendukung capres nomor dua menuliskan surat dan mengumpulkannya dalam sebuah blog dengan harapan engkau mau berbesar hati menerima kekalahan.

“Cuih, enak saja!”

*

Tahun 2009, beberapa hari menjelang pemilu, beberapa stasiun televisi menyiarkan secara langsung debat antara tiga pasang kandidat capres-cawapres. Saya sedang asyik  menyimak di depan tivi ketika handphone saya bergetar, sebuah sms datang dari seorang kawan, “Presiden RI 2014 sedang mejadi moderator debat kandidat capres 2009”. Pesan itu langsung saya balas, “Bukan, Presiden RI 2014 itu tuh yang di samping Megawati”. Yang kawan saya maksud saat itu adalah Anies Baswedan, sementara yang saya maksud adalah engkau.

Jangan salah, seperti halnya dalam lagu Garuda Pancasila, akulah pendukungmu. Bagaimana tidak, lima tahun–pada akhirnya sepuluh–menjadi waktu yang terlalu lama dan melelahkan dipimpin oleh seorang presiden yang bernama depan Susi, yang, aduh, lebainya minta ampun. Sementara yang dibutuhkan bangsa ini adalah pemimpin dengan karakter tegas dan mempunyai visi mengangkat kembali keadaan negara dari keterpurukan. Kita membutuhkan semacam antitesa dari sosok presiden yang hanya melulu menonjolkan skill akting dan aransemen lagu. TV One pernah secara (tidak) sengaja menulisnya sebagai pesinden.

Dari kekosongan figur pemimpin saat itu, engkau kemudian muncul, lewat iklan di berbagai media, dengan suara lantang dan meyakinkan berjanji akan membawa kembali garuda terbang tinggi, dan menjadikan Indonesia sebagai macan Asia seperti dulu. Belakangan, saya baru menyadari bahwa untuk menjadi macan, tidak perlu repot-repot menjadi presiden, cukup rajin makan Biskuat.

Aum…

Kini tiba masa sekarang, masa ketika engkau ingin memanen apa yang bertahun lalu kau tanam. Pintu istana kini tinggal beberapa langkah di depan. Namun sebelum pengumuman resmi dirilis KPU, pihak seberang, dengan bermodal hitung cepat, sudah mengklaim diri mereka menang, dan sebagian besar di antaranya meminta kepadamu untuk menerima kekalahan, meminta seorang Bowo untuk legowo (wow, it’s rhyme).  Katanya, legowo means Let it Go, Wo! Enak saja. Para penganjur itu tidak pernah tahu bagaimana rasanya habis-habisan menggelontorkan milyaran atau bahkan trilyunan dana, serta betapa besar energi  dan biaya sosial yang harus dikeluarkan untuk bisa sampai pada tujuan.   Dan pada akhirnya harus begitu saja menerima kekalahan? Oh, no. Sesungguhnya mereka tidak pernah bisa paham kalau kalah itu sakit, dan, sakitnya, itu, di sini… *nunjuk dada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun