OLEH MIRANTI PANGESTIKAÂ
UNIVERSITAS PAKUAN FAKULTAS HUKUM BOGORÂ
Program makan siang gratis atau yang dikenal sebagai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program andalan presiden terpilih dengan masa jabatan 2024 - 2029 yaitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Program Makan Bergizi Gratis memiliki tujuan utama yaitu mengatasi masalah gizi pada anak dengan memberikan makan siang gratis pada anakanak dari jenjang sekolah dasar hingga menengah atas.Â
Salah satu fokus utama dari penerapan program MBG ini adalah untuk terus menekan angka stunting yang terjadi di Indonesia yang tercatat pada tahun 2023 sebesar 21,5% angka stunting di Indonesia dan pemerintah pada program ini menargetkan penurunan ke angka 18% di tahun 2025. Dengan memberikan gizi yang baik terhadap anak-anak di Indonesia maka akan meningkatkan kualitas hidup anak-anak di Indonesia pada masa yang akan datang serta tercapainya Indonesia Emas tahun 2045 Sebuah target besar yang akan dihadapi oleh pemerintah Indonesia dalam menghadapi kasus stunting di Indonesia. Dalam pembentukan rencana 2 Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk program Makan Bergizi Gratis adalah sekitar 71 triliun per tahun dari yang sebelumnya diperkirakan akan mengeluarkan APBN sebesar 460 triliun per tahun. Lonjakan yang turun drastis untuk dana program Makan Bergizi Gratis ini juga banyak membuat masyarakat kecewa selain itu ada beberapa alasan bahwa program Makan Bergizi Gratis ini dapat memicu potensi penyalahgunaan lainnya seperti :Â
1. Korupsi Program Makan Bergizi Gratis ini dengan jumlah anggaran yang fantastis yaitu diperkirakan akan mengeluarkan dana APBN sebesar 71 triliun hal ini bisa berpotensi terjadi korupsi di baik di dalam pemerintah pusat maupun ketika sampai ke target MBG yang terjadi di sekolah-sekolah.Â
2. Food Waste Food Waste atau makanan yang masih layak dikonsumsi tetapi terbuang selain banyaknya makanan yang terbuang food waste juga menyebabkan pencemaran lingkungan yang terus berlanjut sampah yang dihasilkan dari sisa-sisa makanan akan mengeluarkan gas metana yang memicu pemanasan global.Â
3. Adanya potensi kebohongan data Dalam praktiknya untuk mengetahui bahwa program tersebut sudah berjalan dengan baik maka diperlukan adanya data-data penunjang yang menjelaskan bahwa program MBG terlaksana dengan baik. Pengawasan yang kurang optimal terlebih 3 indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan besar potensi kebohongan data yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah berpeluang sangat besar. Disisi lain selain banyaknya masyarakat yang mendukung banyak juga masyarakat yang tidak mendukung adanya program MBG.Â
Masyarakat menilai bahwa program ini kurang tepat untuk direalisasikan di indonesia karena berbagai alasan seperti yang terjadi baru-baru ini mengenai kualitas makanan yang disediakan. Banyak siswa merasa kecewa lantaran makanan yang disediakan memiliki rasa yang hambar dan belum matang secara sempurna hal ini menimbulkan rasa kekecewaan di kalangan anak-anak dan orang tua. Selain dari segi makanan yang didapatkan banyak masyarakat juga mengkhawatirkan mengenai anggaran yang akan dikeluarkan pemerintah untuk program MBG sangat tidak realistis untuk seporsi makanan yang dinilai terlalu rendah sehingga tidak memungkinkan untuk menyediakan makanan bergizi dengan kualitas yang baik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H