Mohon tunggu...
RZ Hakim
RZ Hakim Mohon Tunggu... lainnya -

Rakyat biasa yang senang menulis. Kini tinggal di Kalisat, kabupaten Jember.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Merangkai Cinta dari Botol Kosong

7 Juli 2012   08:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:13 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu sekali, seorang sahabat kompasianer bernama Anazkia memperkenalkan saya pada sebuah program bernama BHSB, Blogger Hibah Sejuta Buku. Program yang mulia, bergerak menuju pendidikan yang lebih baik. Baru di program BHSB yang ketiga, saya (beserta kawan-kawan dari Jember) bisa turut serta. Itu pernah saya tuliskan di sini / kompasiana, berjudul Tribute to Manusela. Program BHSB yang keempat, membidik tiga buah sekolah di Aceh. Ketika program lanjutan ini saya obrolkan dengan kawan-kawan di Jember, Alhamdulillah mereka sepakat untuk kembali merapat. Mengumpulkan Botol Kosong Bagaimana cara mendukung program ini, sambil mengusung semangat go green, itulah yang kami diskusikan di langkah awal. Akhirnya lahirlah sebuah ide sederhana. Mengumpulkan botol kosong sebanyak banyaknya, untuk kemudian kita jual, dan hasilnya kita sumbangkan pada sesuatu yang bermanfaat, melalui Blogger Hibah Sejuta Buku. Sebenarnya, ide mengumpulkan botol kosong hanyalah adopsi saja. Dulu sekali (tahun 50-an hingga tahun 60-an), para sesepuh Jember sudah pernah melakukannya. Mereka merintis pembangunan Universitas Jember, jembatan mastrib (yang menghubungkan kampus bumi Tegal Boto dengan dunia luar), dan beberapa gedung sekolah, dengan cara mengajak warga Jember untuk mengumpulkan botol kosong. Botol-botol itu lalu dijual untuk kemudian uangnya dijadikan modal pembangunan. Saya tuliskan kisah itu di sebuah artikel berjudul : Jember, Kota Yang Dibangun Dari Botol Kosong. Bukan hanya Jember yang melakukannya. Di Bondowoso juga ada sebuah sekolah menengah kejuruan yang dirintis dengan cara yang sama. Berawal dari sana, kita yang ada di Jember ingin mencobanya kembali. Lalu diusunglah sebuah tema acara bertajuk Pesan Dalam Botol. Acara ini terbilang panjang. Penggalangan botol kosong dimulai sejak 5 Juni 2012 (memanfaatkan momen Hari Lingkungan Hidup Sedunia) dan berakhir pada 5 Juli 2012. Kemudian dilanjutkan pada 6 Juli 2012, packing hasil pengumpulan botol. Penutupan acara adalah hari ini, 7 Juli 2012. Sesuai yang telah direncanakan, malam ini 7 Juli 2012, kita akan membuat acara semacam musik amal. bertempat di pelataran UKM Pencinta Alam MAHADIPA Fakultas Teknik Universitas Jember. Pesan Dalam Botol Saya tahu, program pengumpulan botol kosong ini hanya akan menjadi celoteh seputar pesan ramah lingkungan belaka, bila hanya dilakukan dalam sekali gebrak. Ya, saya juga belajar dari program-program yang sudah ada. Banyak orang yang berjuang di jalur daur ulang, tapi sampah semakin menggunung. Namun yang ada dalam pikiran saya dan kawan-kawan hanya satu, bahwa mencoba melakukannya adalah bukan sebuah kesalahan. Botol kosong adalah sebuah ancaman tersendiri, seiring melonjaknya permintaan air kemasan. Mengutuk produsen menyumpah serapahi permintaan pasar bukan sebuah solusi. Kita butuh menumbuhkan semangat kolektif perihal pemanfaatan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan, bukan keinginan. Di tulisan Ibu Maria Hardayanto (kompasianer yang pro kelestarian alam), saya dapati sebuah pencerahan tentang pasal 15 Undang-Undang no 18 tahun 2008. Bahwa produsen wajib mengelola kemasan dan/atau barang yang yang diproduksinya yang tidak dapat atau sulit terurai oleh proses alam. Aturan sudah ada. Adanya aturan berbanding lurus dengan sangki. Sekarang, tinggal bagaimana penyelenggara negeri ini menegakkan aturan tersebut. Nah, untuk mendukung aturan tersebut (hingga nanti benar-benar berjalan ideal), tidak ada salahnya kita melakukan berbagai cara sebagai bentuk kecintaan kita pada lingkungan. Bagi yang penasaran dengan tulisan Ibu Maria Harfayanto, silahkan anda baca artikel beliau yang berjudul Kisah Limbah Kemasan Plastik yang Menyesatkan. Mengelola Sampah dengan baik dan benar itu menyenangkan. Lebih menyenangkan lagi bila kita bisa mengajak banyak orang di sekitar kita untuk turut melakukannya. Jika sampah yang terkelola hasilnya masih bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang baik, itu jauh lebih indah. Mari merangkai cinta dari botol kosong. Sebagai penutup, akan saya sertakan beberapa foto dari rangkaian kegiatan kawan-kawan Jember di acara pesan dalam botol.

Penggalangan botol kosong dari posko ke posko

Karena acara pesan dalam botol mendapat sambutan hangat dari kawan-kawan Jember (dan sekitarnya) baik komunitas pencinta alam, kesenian, jurnalistik, dan perorangan, ada banyak posko penerimaan botol kosong. Untuk mengumpulkannya, kami butuh mengangkutnya dengan mobil.

Menuju Posko Pesan Dalam Botol di Kabupaten Lumajang

13416485101073547264
13416485101073547264
Bukan hanya botolnya lho yang naik mobil. Orangnya juga. Di atas adalah gambar yang diambil pada 4 Juli 2012, ketika kawan-kawan tamasya band akan bermain di posko mandiri 'pesan dalam botol' Kota Lumajang. Jaraknya dari Jember sekitar 2 jam. Mobil yang kami tumpangi sempat hampir terjebak macet, karena ada  iring-iringan / konvoi Anang - Ashanty. Syukurlah sopirnya andalan, pandai mencari jalan alternatif. Alhamdulillah, acara ini tidak hanya disupport oleh kawan-kawan Jember, melainkan juga dari kota-kota tetangga.

Posko Pesan Dalam Botol Lumajang

1341648988146054960
1341648988146054960
Panggung dan suasana yang hangat, serta hasil botol kosong yang banyak. Semoga bermanfaat. Terima kasih kawan-kawan kota pisang Lumajang. Salam Lestari...!

Merangkai cinta dari botol kosong

13416493131677322156
13416493131677322156
Saya hanya berharap, semoga acara ini bermanfaat lagi barokah. Hanya itu saja harapannya. Cinta pendidikan dan cinta lingkungan, idealnya memang harus seiring sejalan. Semoga saja acara ini tidak berhenti sampai di sini.

Persiapan untuk acara Musik Amal Pesan Dalam Botol

1341655688221341614
1341655688221341614
Acara akan diselenggarakan malam ini (7 Juli 2012). Bertempat di Pelataran UKM Pencinta Alam MAHADIPA Fakultas Teknik Universitas Jember. Didukung juga oleh kawan-kawan indie band, beserta komunitas indie Jember yang lain. Panggung yang sederhana, tapi semoga indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun