Mohon tunggu...
RZ Hakim
RZ Hakim Mohon Tunggu... lainnya -

Rakyat biasa yang senang menulis. Kini tinggal di Kalisat, kabupaten Jember.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Indonesia Atapnya Bocor

25 Desember 2011   10:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:47 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat enak enak terlelap, tiba tiba saya dibangunkan oleh sesuatu yang dingin. Ah, ternyata di luar sana sedang hujan deras disertai angin, dan atap rumah bocor. Salah satunya tepat menetes di tubuh.

Segera saya bangun dan mengambil ember timba untuk mewadahi tempat tempat yang bocor. Lalu saya merapikan semuanya. Huff, kacau galau.

Di luar masih hujan. Menikmati secangkir kopi sambil merenungkan apa yang terjadi, terkadang itu adalah pilihan yang indah. Begitulah, tak lama kemudian saya menikmati secangkir kopi sambil merenung dan membayangkan negeri ini.

Saya bayangkan, seumpama Indonesia berbentuk sebuah rumah seperti rumah pada umumnya, pastilah saat ini atapnya sedang bocor. Tadinya hanya bocor kecil tapi dibiarkan. Apakah yang ngurusi rumah nggak tahu? Tentu saja tahu, lha wong rumahnya sendiri kok. Tapi namanya sudah hobi membiarkan, ya repot.

Adakalanya, bocor yang kecil kecil ini ditambal, tapi dengan lem yang murah. Ada yang menggunakan lem hebat dan manjur, tapi sedikit yang ditambal (mungkin karena yang berhasrat seperti itu juga sedikit. Atau mungkin tadinya banyak, tapi setelah meraih nama besar, jadi suka ikut ikutan beli lem yang murah).

Atap Indonesia bocor di sana sini. Mesuji dan Bima adalah contoh nyata jebolnya atap rumah Indonesia. Sudah pasti tadinya di sana ada bocor kecil, tapi mengalami pembiaran.

Yang tadinya bocor kecil, sekarang menganga. Tidak mungkin diperbaiki hanya dengan lem. Butuh renovasi besar besaran. Kalau tidak, rakyat yang mendiami rumah Indonesia akan menggigil kedinginan. Hanya segelintir orang saja yang mampu memfasilitasi diri dengan ruangan serba hangat. Itu hanya akan membuat iri orang orang yang tergigil oleh dingin dan lapar saja. Hmmm, saya tidak bisa membayangkan bagaimana jika orang orang yang kedinginan tersebut (seperti saya saat ini) bersatu padu.

Ah, besok saya mau perbaiki atap rumah ah, biar saya nggak kedinginan, dan biar otak saya nggak ikut ikutan bocor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun