Namun di balik kenangan manis akan Bus DAMRI Jember, ada juga kenangan yang lain.
Sejarah mencatat terjadinya tragedi Rembangan yang menewaskan 22 jiwa, dengan puluhan lainnya luka-luka. Itu terjadi pada 2 Juli 2002. Salah satu korban meninggal adalah tetangga saya sendiri.
Pertengahan 2002 adalah saat dimana armada bus DAMRI mulai sering disewakan (biasanya untuk pariwisata dalam kota). Tarif untuk non pelajar adalah 1.700 rupiah dan untuk pelajar 800 rupiah.
Mengenai tarif tersebut, sempat ada kecemburuan antara bus DAMRI dengan paguyuban Lyn (Lyn adalah angkot lain yang sudah lama beroperasi di Jember). Satu bulan sebelum terjadi tragedi Rembangan, sempat terjadi adanya aksi mogok yang dilakukan oleh para supir Lyn. Mereka memprotes bus DAMRI milik Perum Damri Unit Jember yang memutuskan tidak menaikkan tarif angkutan.
Pada awal Juni 2002 tariff Lyn yang semula 1800 rupiah naik menjadi 2500 rupiah. Sedangkan untuk pelajar yang semula 900 rupiah naik menjadi 1250 rupiah.
Seingat saya, ratusan penumpang di hari terjadinya mogok tersebut akhirnya diangkut oleh truk kepolisian resort Jember (penumpang terbanyak adalah para pelajar) dan beberapa bus sekolah yang dikerahkan oleh Dishub Jember.
Aksi mogok yang benar-benar dahsyat. Saya masih mengingat ketika ada banyak sekali Lyn yang parkir berjajar di depan rumah saya, di daerah Patrang dekat Taman Makam Pahlawan.
Dimulai sejak 2002 hingga berlalu waktu, bus DAMRI Jember terlihat semakin terseok. Mula-mula ditandai dengan pengurangan operasi armada. Dari 32 armada reguler yang dimiliki Perum Damri Jember, hanya delapan unit yang beroperasi.
Ada terdengar kabar, antara tahun 2007 - 2008, DAMRI Jember semakin terperosok hingga akhirnya tak lagi beroperasi.
Terlepas dari semuanya, saya pernah merasa bangga hidup di kota kecil yang memiliki angkot berupa bus. Terima kasih buat Bapak-Bapak sopir dan kondektur bus DAMRI Jember, atas jasa dan kenangannya. Semisal saya dulu pernah tidak membayar karcis, mohon maaf lahir dan bathin ya Pak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI