Mohon tunggu...
Asmon Pardede
Asmon Pardede Mohon Tunggu... Bertani -

Lumbanjulu, Toba Samosir, Sumut. Kode Pos 22386

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kebakaran Hutan

12 Februari 2014   11:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:54 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13921797631794086756

Kemarau, Kawasan Hutan Bukit Barisan rawan kebakaran

Kebakaran hutan merupakan salah satu bentuk gangguan yang makin sering terjadi. Seperti hari ini, Selasa 12/02/2014 di seputaran Bukit Barisan, tepatnya di kaki gunung Pangulu Bao si jagomerah ditengah teriknya matahari mulai melanda perbukitan ini.

Penyebab kebakaran hutan sampai saat ini masih menjadi topik perdebatan, apakah karena alami atau karena kegiatan manusia. Namun berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama kebakaran hutan adalah faktor manusia yang berawal dari kegiatan atau permasalahan sebagai berikut:


  1. Sistem perladangan tradisional dari penduduk yang masih suka membakar hutan untuk membersihkan maupun memperluas lahan.
  2. Pembukaan hutan oleh para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) untuk insdustri kayu maupun perkebunan kelapa sawit.
  3. Penyebab struktural, yaitu kombinasi antara kemiskinan, kebijakan pembangunan dan tata pemerintahan, sehingga menimbulkan konflik antar hukum adat dan hukum negara.

Perladangan berpindah merupakan upaya pertanian tradisional di kawasan hutan dimana pembukaan lahannya selalu dilakukan dengan cara pembakaran karena cepat, murah dan praktis. Namun pembukaan lahan untuk perladangan tersebut umumnya sangat terbatas dan terkendali karena telah mengikuti aturan turun temurun. Kebakaran liar mungkin terjadi karena kegiatan perladangan hanya sebagai kamuflasa dari penebangan liar.

Harapan kita semua dinas terkait beserta masyarakat pro aktif dalam penanganan musibah kebakaran hutan yang rentan terjadi apalagi saat musim kemarau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun