Mohon tunggu...
Ulul Rosyad
Ulul Rosyad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jangan hanya melihat dan menilainya, hampiri dan ikut prosesnya, Dan kau akan tau bagaimana Rasanya

Seorang Pencari Susuhe Angin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tapak Jejak si Penakluk Pertama Pulau Jawa

2 Agustus 2014   23:25 Diperbarui: 31 Desember 2016   00:56 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak banyak daerah di Indonesia yang memiliki gunung di tengah kota. Salah satunya adalah Kota Magelang. Gunung Tidar yang berada di ketinggian 503 meter diatas permukaan laut terlihat menjulang dari segala penjuru kota. Vegetasi pinus, cemara dan salak hasil reboisasi tahun 60-an sangat lebat, sehingga menjadikan Gunung Tidar sebagai paru-paru kota penyerap polutan. Oleh sebab itulah Kota Magelang berhawa sejuk, selain karena letaknya yang berada diantara 5 gunung. Tinggal dikota ini adalah berkah tersendiri, terlebih dimasa sekarang ini.

Gunung Tidar tidak hanya terkenal sebagai ikon atau identitas Kota Magelang. Bagi sebagian orang yang memang nglakoni lelaku spiritual , Gunung Tidar merupakan salah satu obyek yang menjadi tempat tujuan mereka untuk mendekatkan diri kepada Gusti Allah.

Dahulu, Gunung Tidar terkenal akan ke-angker-annya dan menjadi rumah bagi para Jin dan Makhluk Halus. Jalmo Moro Jalmo Mati, setiap orang yang datang ke Gunung Tidar bisa dipastikan kalau tidak mati ya modar (dan mungkin hal ini yang menjadi asal usul nama Tidar).

Berdasarkan penuturan Juru Kunci Gunung Tidar, di Gunung Tidar terdapat 2 buah makam yaitu Makam Kyai Sepanjang dan Makam Sang Hyang Ismoyo (atau yang lebih dikenal sebagai Kyai Semar). Sedangkan tempat yang selama ini dikenal sebagai Makam Syekh Subakir sebenarnya hanyalah petilasan beliau.

14069700631911722913
14069700631911722913
Gunung Tidar dikenal sebagai pakunya Pulau Jawa. Hal ini tidak lepas dari mitos kejawen yang beredar di masyarakat secara turun temurun. Konon katanya, Pulau Jawa akan terbawa arus laut apabila tidak ditancapkan sebuah paku di tengahnya. Oleh karena itulah, ada Dewa yang turun untuk menancapkan paku di tengah-tengah pulau jawa, dan terbentuklah Gunung Tidar. Terlepas dari mitos kejawen tersebut, ternyata secara geografis letak Gunung Tidar ini kebetulan memang berada di tengah-tengah Pulau Jawa.

Selain itu, dari sisi sejarah ada juga legenda yang beredar di masyarakat sekitar hingga sekarang. Legenda ini mengisahkan heroisme Syekh Subakir dalam menaklukkan Kiai Semar, jin sakti penguasa Gunung Tidar yang kala itu masih merupakan hutan lebat dan menjadi istana lelembut. Nama Kiai Semar tidaklah sama dengan tokoh Semar yang kita kenal dalam dunia pewayangan. Syekh Subakir, seorang penyebar agama Islam dari Turki, datang ke daerah ini untuk berdakwah. Tidak rela atas kedatangan Syekh Subakir, Kiai Semar beserta bala tentara lelembutnya melakukan perlawanan. Namun ternyata sang pemimpin Jin Kiai Semar dapat dikalahkan oleh Syekh Subakir. Sebelum lari Raja Jin bersumpah suatu saat akan kembali ke Gunung Tidar, kecuali rakyat didaerah ini rela menjadi pengikut Syekh Subakir. Dan sampai saat ini, masyarakat Magelang hidup damai dengan keyakinan masing-masing. Lanjutkan Membaca

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun