Mohon tunggu...
Ulul Rosyad
Ulul Rosyad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jangan hanya melihat dan menilainya, hampiri dan ikut prosesnya, Dan kau akan tau bagaimana Rasanya

Seorang Pencari Susuhe Angin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Secuil tentang Indera Keenam

12 Maret 2012   13:48 Diperbarui: 8 Juni 2017   04:11 2293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam tulisan saya kali ini sedikit saya akan membahas tentang indera keenam atau dalam bahasa yang lebih populer disebut “the sixht sense”. Indera keenam atau dalam bahasa jawa disebut kawaskithan itu sendiri adalah kemampuan seseorang dalam menangkap sinyal-sinyal gaib atau sesuatu yang bakal terjadi. Yang dimaksud sinyal-sinyal gaib dalam hal ini, bisa berupa apa saja. Diantaranya, bisikan gaib, atau yang lazim disebut wangsit, mimpi dan penglihatan batiniah.

Hanya saja selama ini indera keenam sering diidentikkan dengan kemampuan untuk melihat makhluk halus. Padahal sebenarnya, fungsi dari indera keenam itu sendiri jauh dari sekedar melihat makhluk-makhluk halus tidak kasat mata.

Kemampuan melihat makhluk halus, sebenarnya merupakan bagian dari kemampuan indera keenam itu sendiri. Seperti intuisi, namun indera keenam jauh lebih tajam. Jika intuisi merupakan suatu hasil pengalaman, maka indera keenam tidak mengenal adanya pengalaman.

Sejatinya, indera keenam sendiri merupakan kemampuan terpendam dari hampir setiap manusia. Hanya saja, masing-masing seseorang tidak sama kepekaannya. Dan ini, sebenarnya bisa diasah ketajamannya dengan metode-metode tertentu. Selanjutnya, ketajaman indera keenam ini bisa didayagunakan sedemikian rupa sesuai dengan keinginan.

Suatu misal, seorang pebisnis, bisa memanfaatkan indera keenam untuk meraih keuntungan finansial. Dengan kepekaan indera keenam, dia bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan yang tidak menguntungkan. Indera keenamnyalah yang menuntun apa-apa yang perlu dilakukan, agar bisnisnya selalu memetik keuntungan.

Baca Selengkapnya...


Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun