Meski kita telah berhati-hati dan senantiasa waspada, bukan berati seseorang atau kita sendiri tidak bisa menjadi korban pencurian. Sebab, saat seseorang sudah memutuskan untuk menjadi pencuri, tentu dia telah mempersiapkan berbagai hal dan teknik yang bisa menunjang aktifitasnya. Karena itu jangan heran kalau banyak rumah yang meskipun sudah terkunci rapat dan rapi, tapi ternyata barang-barang yang ada di dalamnya telah ludse di gondol maling. Konon, semua itu tak lepas dari kekuatan ilmu para maling, terutama yang suka menjalani ritual tertentu.
Tapi jangan khawatir. Namun demikian, bukan berarti sat kita menjadi korban, kita tidak bisa melacak siapa pelaku serta dimana posisinya sat ini. Dalam beberapa kitab primbon dijelaskan bahwa para tokoh wali songo memiliki tehnik tersendiri untuk mengatassinya. Umumnya semua juga didasarkan pada perhitungan waktu-waktu tertentu. Yang mana dari perhitungan itu akan bisa diketahui posisi pencuri, siapa pelakunya serta nasib barang-barang kita yang digondolnya.
Petunjuk-petunjuk itu antara lain dari Sunan Bonang yang menerangkan bila seseorang kehilangan barang pada hari minggu. Maka si pencuri adalah sahabat sendiri, kulitnya agak kemerahan, rumahnya ada disebelah utara rumah koran. selanjutnya barang-barang curian itu akan di bawa ke arah selatan. Dan agar bisa segera ditemukan, perlu mengadakan selamatan nasi punar dengan lauk ayam utuh.
Bila kehilangan pada hari senin maka si pencuri biasanya adalah orang serumah, berdaun telinga panjang, rambutnya lemes, serta berperilaku halus. Agar barang segera bisa ditemukan maka perlu mengadakan selamatan nasi uduk dengan lauk ikan sungai.
Lalu bila kehilangan pada hari selasa, pencurinya biasanya berwajah manis, kulitnya kemerahan, hidung pesek, rambunya sedikit pirang. Barang yang dicuri biasanya akan disembunyikan di halaman rumah. Dan agar bisa diketemukan perlu selamatan ketupat 40 biji dengan lauk sambal goreng.
Bila hari rabu biasanya pencurinya berkuli kuning, dan barang curiannya disembunyikan dibawah pohon di barat daya rumah korban. Selamatan yang perlu dilakukan adalah nasi golong dengan lauk pecel ayam. Sedangkan bila hari kamis, pelakunya biasanya adalah saudara sendiri yang perilakunya cenderung baik. Agar dapat ketemu perlu selamatan bubur merah, putih, dan hitam.
Selanjutnya kalau kehilangan pada hari jum’at pencurinya biasanya tinggal di timur laut rumah korban. Pelakunya orang yang suka bepergian dan barangnya biasanya di sembunyikan di dekat atau di dalam sumur yang telah mati. Selamatannya adalah nasi dengan lauk daging, bisa kambing, sapi atau kerbau.
Dan bila terjadi pada hari sabtu maka pencurinya biasanya orang yang tinggal serumah. Barangnya biasanya akan disembunyikan di dalam rumah di sisi utara. Agar ditemukan perlu selamatan nasi golong dengan lauk pecel ayam jantan dan sayur menir.
Sedangkan bila menggunakan petunjuk Syeh Siti Jenar, bila terjadi pada hari minggu maka si pencuri di awali dengan huruf “K”. Dan barangnya biasanya akan di bawa ke arah utara ke tempat yang ramai. Namun bila hari senin, barangnya akan dibawa ke selatan.
Lalu bila hari selasa nama pencuri diawalai denga huruf ‘S’, yang mana barang curiannya akan di bawa ke selatan. Pada hari rabu si pencuri biasanya memiliki nama dengan huruf awal ‘R’ dan akan membawa barangnya ke timur.
untuk hari kamis, pencuri biasanya berawalan huruf ‘G’ dan membawa barangnya ke utara. Kalau jumat nama pencurinya diawali huruf ‘J’ dan barangnya di bawa ke barat. sedangkan pada hari sabtu nama pencurinya diawali dengan huruf ‘S’ dan akan membawa barang ke arah timur.
Petunjuk lain diberikan Suan giri yang lebih mendasarkan pada hari pasaran (neptu), dimana bila kejadiannya pada pasaran Legi, maka pencurinya berkulit putih, tempat tinggalnya di sebelah Timur. agar bisa ketemu harus selamatan nasi tumpeng dengan ayam putih mulus.
Bila terjadi pada pasaran Pahing, pencurinya biasanya berkulit putih tapi kadang ada juga yang sedikit kemerahan. Rumahnya di sebelah selatan rumah korban. dan selamatan yang perlu dilakukan adalah nasi golong denga pecel ayam dan sayur menir.
Kalau pada pasaran Pon, pencurinya berkulit kuning, tinggalnya di Barat. Agar segera diketemukan prlu diadakan selamatan dengan nasi dan lauk ayam jantan yang berbulu merah. Pada pasaran Wage pencurinya berkulit hitam. Rumahnya di sebelah utara dan selamatan yang dilakukan adalah nasi uduk lengkap dengan daging ayam hitam.
Dan yang terakhir, bila terjadi pada pasaran kliwon, maka pencurinya berkulit kemerahan, rumahnya ditengah-tengah kampung atau desa, dan agar segera ketemu maka selamatan yang perlu dilakukan adalah nasi punar denga lauk daging ayam jantan blorok madu. inti dari maksud selamatan ini barangkali, dalam selamatan itu kan ada doa yang tujuannya agar kita diberi petunjuk. sehingga barang milik kita bisa kembali diketemukan. demikian isi Primbon Betaljemul Adamakna yang penulis sarikan secara kasar, semua tak lain karena keterbatasan kosa kata dari penulis itu sendiri. Harapan dari tulisan ini tak lain hanya ‘uri-uri’ khasanah warisan leluhur tak lebih dari itu. Sembah nuwun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H