Mohon tunggu...
Ulul Rosyad
Ulul Rosyad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jangan hanya melihat dan menilainya, hampiri dan ikut prosesnya, Dan kau akan tau bagaimana Rasanya

Seorang Pencari Susuhe Angin

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Main Petak Umpet dengan Tuhan

1 Juni 2014   17:28 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:51 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Harap berharap akan hadirnya Allah apakah suatu yang mustahil?

Tentu saja tidak sebagai contoh kecilketika kita berdoa kepada Allah berharap doa dikabulkan ketika doa kita dikabulkan seakan Allah telah hadir didalam doa hamba, ketika doa kita dikabulkan rasa percaya terhadap Allah akan menimbulkan keyakinan dan bertambahnya keimanan, tetapi apabila doa kita tidak dikabulkan atau belum dikabulkan masihkan kita percaya kepada Allah…? Sehingga doa kita tidak didengarkan..?

Pernahkan kita menyadari dan merenungi ketika doa kita tidak didengar Allah padahal didalam suatu hadist dinyatakan ; “setiap doa anak Adam pasti didengar dan dikabulkan”, lalu timbul pertanyaan apakah doa yang seakan tidak didengar oleh Allah itu tidak dikabulkan Allah swt…?

Didengar dan seakan tidak didengar itu tak ada bedanya karena Allah Maha Mendengar dan Melihat hamba-Nya yang sedang berdoa seperti kita bermain petak umpet saja di waktu kecil yang bersembunyi dan mencari, lebih luar pandangan dan pendengarannya bagi yang bersembunyi daripada yang mencari, bila tidak peka pendengaran dan pandangannya bagi yang mencari tentu saja kesulitan mencari yang bersembunyi. Hal ini tentu saja membutuhkan tuntunan melatih rasa dan perasaan hati dan tajamnya mata hati untuk mengetahui yang bersembunyi. Dan bila kita merenungi lebih jauh dialam pikiran dan rasa hati kita bahwa untuk sampai dapat merasakan kebesaran Allah apalagi dapat bertajalli dengan-Nya dibutuhkan kebersihan batin…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun