Mohon tunggu...
Ulul Rosyad
Ulul Rosyad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jangan hanya melihat dan menilainya, hampiri dan ikut prosesnya, Dan kau akan tau bagaimana Rasanya

Seorang Pencari Susuhe Angin

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pilih mana, Sakit Hati Atau Sakit Gigi?

18 April 2014   08:06 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:32 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkan Anda sakit gigi? Jika belum pernah, Anda patut bersyukur dan banyak-banyaklah berdo’a, agar Anda tidak pernah merasakannya walau sekalipun. Bagi Anda yang pernah merasakannya seperti yang di alami teman saya si Feri kemarin sore, saking sakitnya hingga dia membenamkan pipinya di bantal, saya berdoa semoga sakit gigi yang pernah Feri dan Anda rasakan itu adalah sakit gigi yang terakhir. Kecuali jika Anda sepakat dengan Alm. Meggy Z. yang dalam salah satu lagunya mengaku lebih baik sakit gigi daripada sakit hati.

Pendek kata, semua orang yang pernah merasakannya pasti mengakui betapa tersiksanya orang yang sedang sakit gigi. Betapa tidak, perasaan nyaman dan tenang tiba-tiba hilang dari diri kita. Rasa kesal, murung dan mudah marah, tiba-tiba berkumpul tanpa diundang dan berkecamuk dalam benak kita. Dunia yang indah ini tiba-tiba bagaikan planet yang tak ramah. Jelasnya, rasanya kita ingin marah kepada semua orang.

Seperti yang dia alami temen saya si Feri kemarin, orang yang sakit gigi, akan kehilangan konsentrasi dalam bekerja, barabgkali karena semua konsentrasi sarafnya akan terfokus pada rasa sakit yang memusat disatu gigi kesayangannya itu. Jangankan untuk bekerja, makan dan tidur saja bukan main susahnya. Padahal, semua orang yang normal pasti menyukai tidur, apalagi makan.

Begitulah gigi. Sederetan benda kecil dan keras, syukur-syuklur berwarna putih, dalam mulut kita ini mungkin tidak pernah kita pikirkan. Kita enak makan bakso atau ayam panggang, tetapi kita tidak menyadari betapa dalam rasa nikmat yang dirasakan lidah itu terdapat peran gigi yang memotong-motong dan menggilas makanan kita.

Secara umum, kebanyakan kita menganggap fungsi utama gigi adalah untuk membantu mengunyah makanan, bukan berarti semua gigi memiliki fungsi yang sama. Allah swt menciptakan gigi kita dalam bentuk yang berbeda-beda dengan fungsi yang berbeda-beda pula, serta letak yang benar-benar tepat. Seingat saya waktu Madrasah dulu di pelajaran IPA fungsi gigi geraham untuk menggerus atau mengunyah makanan. Gigi yang besar ini sengaja diletakkan di bagian dalam mulut agar lebih tertutup. Coba bayangkan, bagaimana lucunya jika gigi geraham kita berpindah kebagian depan. Menyeramkan pasti!

Gigi seri yang kecil diletakkan di bagian depan, agar tampak lebih bagus dipandang mata. Gigi ini boleh dibilang menjadi bagian penting dalam menunjang kecantikan atau ketampanan seseorang. Fungsi utama gigi ini adalah memotong makanan yang masuk ke dalam mulut kita. Sementara gigi taring yang terletak diantara gigi geraham dan gigi seri memiliki bentuk yang lebih lancip. Ia berguna merobek makanan, terutama makanan dalam ukuran besar dan tidak lunak.

Itulah fungsi gigi yang Allah berikan kepada kita. Selain untuk mengunyah makanan, gigi juga merangkap fungsi sebagai pemantas atau pemanis wajah. Mulut yang tanpa gigi akan kelihatan jelek dan tidak pantas, kecuali kalau Anda seorang bayi berusia dibawah 1 tahun atau kakek nenek yang sudah uzur.

Tidak aneh jika banyak orang yang sudah ompong atau yang salah satu atau beberapa giginya tanggal, berusaha menutupi kekurangannya dengan gigi palsu. Akan tetapi, walau bagaimanapun bagus dan sempurnanya gigi palsu yang kita miliki, tetap saja gigi yang asli akan Nampak lebih pantas dipandang dan lebih nyaman bagi pemiliknya. Itulah kelebihan ciptaan Allah swt atas tiruan yang dibuat manusia. Akhir katam semoga menjadi bacaan yang menghibur Anda semua. Dan untuk kawan saya Feri, obat yang kamu tanyakan kemarin namanya Asam Menamat. Cukup sekian, matur nuwun dan wassalam……..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun