Mohon tunggu...
Ulul Rosyad
Ulul Rosyad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jangan hanya melihat dan menilainya, hampiri dan ikut prosesnya, Dan kau akan tau bagaimana Rasanya

Seorang Pencari Susuhe Angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Belajar Kebijaksanaan dari Kisah Tragisnya Karna

19 Juli 2014   08:51 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:54 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Adipati Karna? ..
Adipati Karna, saudara seibu Yudistira, Bima, dan Arjuna yg lahir dari Dewi Kunti. dalam pribadi dia ini sangat mirip dengan arjuna, baik dalam hal ketampanan maupun kesaktiaannya.sayangnya sejak kecil Karna tidak pernah hidup bersama dengan saudara-2nya. maklum, ia lahir dari perselingkuhan antara Dewi kunti dan Dewa Surya. ia kemudia di larung, dan besar di kerajaan Hastina di bawah prabu Duryudana. Kurawa!

Karna lalu jadi adipati Awangga. meski ia tau, bahwa masih sedarah dgn pandawa, ia memberikan pengabdian sepenuhnya kepada Hastina. artinya, ia menjadi musuh Pandawa. ia mengambil keputusan itu bukan sebagi ungkapan terima kasih, melainkan, sebagai takdirnya.
kisah Adipati Karna, kstria utama yg TRAGIS itu agaknya kini sedang melanda bangsa ini...
kenapa saya katakan demikian, bila kita mau merenung barang sejenak, banyak putra2 terbaik pertiwi yg terpaksa berlaku sebagai Karna, walau telah berbusa2 teriak menuntuk hak sebagi rakyat, sang penguasa tetap saja bersikukuh layaknya Prabu Duryudana, yg lebih mementingkn pribadi, keluarga maupun golongannya.

akibatnya, bagi masyarakat Jawa, saat ini, kita sedang berada dalam pusaran zaman edan. suatu zaman yg disesaki ketidakseimbangan dg sejuta keburukan yg merajalela, sementara, kebaikan seolah hanya menjadi penonton belaka.

padahal, ketakseimbangan terjadi manakala manusia merasakan Ada-nya dalam Waktu, yaitu ketika mendapati dirinya dalam momen2 yg membuatnya merenungi hidupnya. dan momen2 itu muncul karena ketakseimbangan atau ketika manusia keluar dari kodratinya. hanya ketika manusia mampu melampaui kekosongannya, melampau manusianya, maka, ia bisa menemukan betapa ketakseimbangan itu terkandung keseimbangan dan kebijaksanaan.

akhirnya, betelekan dari ungkapan2 diatas, mencintai kebijaksaan berarti mencintai kehidupan itu sendiri, namun bukan mencintai kehidupan karena terbiasa hidup atau terbiasa sebagai manusia, melainkan mencintai kehidupan karena memang telah terbiasa mencintai dan menerima. pendek kata, kisah TRAGIS Karna pun bakal tak terjalani. semoga..Tuban 19072014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun