Bangunan berwarna putih ini dibangun pada tahun 1870. Mulanya, bangunan ini merupakan Lembaga Peradilan tertinggi Belanda (Raad van Justitie) . Namun, pada masa pendudukan Jepang dan masa perjuangan untuk merebut kemerdekaan Indonesia, bangunan ini dijadikan sebagai asrama militer. Setelah beralih manjadi beberapa fungsi,seperti menjadi kantor walikota, akhirnya pada tahun 1976 gedung ini diresmikan sebagai Gedung Balai Seni Rupa oleh alamarhum Soeharto yang saat itu menjabat sebagai presiden RI. Di dalam gedung yang di bagian depannya terdapat beberapa pilar kokoh ini juga terdapat museum keramik. Peresmian museum keramik dilakukan oleh gubernur Ali Sadikin pada tahun 1977. Karena terdapat museum keramik di dalamnya maka sejak tahun 1990 museum ini menjadi bernama Museum Seni Rupa dan Keramik.
Sesuai namanya,museum ini menyimpan koleksi senirupa dan keramik. Ruang pamer karya senirupa terpisah dengan ruang pamer keramik. Memasuki ruang pamer pertama, kita akan melihat sejarah gedung,lalu ruang selanjutnya mengenai definisi seni, dan ruang –ruang selanjutnya adalah tempat dipamerkannya lebih dari 500 karya seni rupa dari masa ke masa.
Karya seni tersebut dibuat dengan berbagai teknik dan dari bahan yang berbeda,misalnya patung,sketsa, totem,batik lukis,dan lain sebagainya. Bagi penyuka lukisan tentu paham betul dengan apa yang dipamerkan di sana. Sayangnya,saya kurang mengerti dunia seni rupa jadi datar saja perasaan saya saat itu. Kita bisa melihat patung yang bercirikan klasik tradisional dari Bali, totem kayu yang magis dan simbolis karya I Wayan Tjokot dan keluarga besarnya. Totem adalah hewan atau figur alam yang secara spiritual mewakili sebuah kelompok dari orang-orang yang berhubungan seperti suku (Wikipedia Indonesia).
Di museum ini juga terdapat lukisan lukisan karya Raden Saleh, Affandi, S.Sudjojono, Dullah, dan pelukis terkenal Indonesia lainnya. Semua karya seni lukis berbagai alisaran (realisme, romantis,dll) bisa kita saksikan di sini. Kalau Anda ingin melihat lukisan ‘Potret Diri’ karya Affandai atau “Bupati Cianjur” karya Raden Saleh, Anda bisa menemuinya di sini. Walaupun saya awam mengenai lukisan dan karya senirupa lainnya ,namun saya tahu itu bernilai seni tinggi apalagi dibuat oleh seniman-seniman hebat. Waktu membuyarkan imajinasiku. Aku harus kembali ke stasiun kota dan cek in tiket. Sekian dulu sampai jumpa pada kesempatan selanjutnya. Matur nuwun.
Sumber. wikipedia
saksi diam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H