Youtube itu lebih dari TV, begitulah ungkapan yang sudah tidak asing terutama untuk para generasi millennial sekarang. YouTube bahkan sudah seperti kebutuhan sehari-hari anak muda Indonesia dengan berbagai macam konten yang dibutuhkan didalamnya. Tidak hanya sekedar informasi, tetapi juga peluang mendapatkan uang dari video yang diupload atau biasa dikenal dengan Ad-Sense. Oleh karena itu, belakangan ini semakin banyak orang yang mencari dolar di platform digital yang satu ini. Ya, YouTuber adalah sebutan bagi orang-orang yang membuat konten di YouTube dengan berbagai maksud dan tujuan tersendiri.
Segala macam isi dari kehidupan manusia di bumi pun bisa kita jumpai lewat YouTube, itu sebabnya peluang menjadi YouTuber yang sukses bisa dikatakan sangat besar tergantung dari kreativitas dan jumlah penonton yang didapat. Bahkan dari unggahan tentang game saja, seseorang bisa berpenghasilan milliaran rupiah, sebut saja Justin atau yang biasa dikenal dengan JessNoLimit contohnya. Hal itu bisa terjadi karena banyaknya penonton dan subscriber yang didapat, semakin besar jumlahnya semakin banyak AdSense yang didapat.
Kanal-kanal seperti Kok Bisa? yang menyediakan informasi menarik, animasi seperti animasinopal, Atta Halilintar yang menyuguhkan kehidupan pribadinya, semua kanal tersebut mendapatkan simpati masyarakat Indonesia dengan jutaan penonton. Tetapi dibalik semua itu, ada juga pihak-pihak yang menjadi YouTuber dengan tujuan hanya untuk uang. Dengan begitu, pihak-pihak tersebut bisa saja lebih mementingkan minat dari para penonton tanpa memikirkan dampak negatif dari konten yang dibuat.
Sebut saja Ferdian Paleka yang mendapat kecaman dari para penonton YouTube dan masyarakat Indonesia karena kelakuannya membuat konten video dengan memberi makan yang tidak wajar terhadap orang lain. Bahkan beberapa saat setelah kejadian itu, dirihya terjerat pasal pidana dan berujung di balik jeruji penjara. Ada juga kanal-kanal yang dibuat oleh orang Indonesia dan berisi tentang perilaku menyimpang terkait pornografi, minuman beralkohol, dan seks bebas yang membuat konten tersebut bisa saja memberikan pengaruh buruk bagi penonton di bawah umur yang seharusnya tidak menontonnya.
Dari hal tersebut, bisa dikatakan bahwa seorang YouTuber yang secara tidak langsung membuat komunitas di kanalnya memberikan pengaruh yang buruk terhadap orang-orang mengikutinya. Oleh karena itu, walaupun YouTube ini tampak seperti jendela informasi digital, tetap saja kita harus kembali menyaring dan menelaah video atau konten yang kita tonton.
Jadi dengan banyaknya aksesibilitas baik dari YouTuber maupun penonton itu sendiri, kita harus sama-sama membangun komunitas yang bersih dan bermanfaat bagi semua kalangan. Jangan sampai media sosial yang satu ini menjadi pengaruh buruk bagi generasi mendatang dan semoga YouTuber dapat meminimalisir konten negatif serta terus mengembangkan konten bermanfaat lainnya. Sehingga dengan begitu, kita dapat sama sama memajukan berbagai aspek bangsa Indonesia lewat terobosan baru yaitu YouTube.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H