Mohon tunggu...
Muhammad Albi
Muhammad Albi Mohon Tunggu... -

kini sedang mencari ilmu di smk a-ittihad

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kelabu-Cerah

13 Agustus 2012   23:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:49 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

____Gemericik hujan diluar ruangan belajar tiada hentinya. Memberikan Suasana tak terelakkan, bahwa diriku dalam suatu banjir, badai, petir mencekik!

____Disaat ku ingat kenangan. Menoreh harapan lalu. Menggema impian tak tercapaikan. semua diakhirkan bosan.

____Bosan. Hampiriku atas tingkahmu. tak bosan menghampiri hati. namun perasaan tak bohongi. suasana hati kan ingin semua harapan hilang. menjelma mimpi-mimpi baru.

____mimpi bari di mulai dari awal kembali. rayuan kehancuran mimpi itu menggoda meluluhkan hati tuk tak teruskan semua.

____kini kenangan indah itu kau jadikan gemelut di hati ini. ku bagaikan terjebak dalam gemericik hujan yang indah terlihat. namun tak di sangka,hati ini kau buat malu. mendalam atas ketegaannya dirimu.

____reda pun terdapat dalam hujan, seiring. hati ni takkan tinggal diam, hati pun ikut, menyerta tuk tenang.

____hati buat semua tenang ditubuhku ini. pikiran pula. hati berpegang teguh sekarang. tercerahkan oleh kasih penuh darinya. dirinya kini sangat dekat denganku.

____orangtua ingin kan anaknya dapat terbaik. kudengar pengutaraan kata orangtua atas izinnya dengan milik hatiku ini.

____selamat tinggal. kau takkan ada dalam hidupku. kau ucapkan itu sekian lama, kinilah baru terlaksana semua. berbaringlah tubuhku ini...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun