Begitu banyak yang berpendapat bahwa jaman sekarang ini adalah jaman instant, seperti layaknya makanan instant, segalanya serba cepat saji, biar praktis dan hemat waktu, hemat tenaga pula, tidak menguras pikiran apalagi menguras biaya. Yang gak kalah penting dari semua itu adalah lebih merakyat, menjangkau semua lapisan masyarakat dari mulai kalangan terhormat, berpendidikan, berduit sampai rakyat kebanyakan terutama rakyat kost-kostan.
Fenomena ini mungkin sekarang juga lagi mewabah di bidang lain, banyak muncul pengamat instan, komentator instan, lembaga survei instan, dan yang lagi rame nih pemimpin instan. Banyak orang yang mulai menjadi pecandu pemimpin instant dengan alasan lebih terjangkau (murah) dan merakyat, biayanya kecil, gak perlu pusing mikirin track recordnya di masa lalu, gak perlu repot melihat latar belakangnya, asal iklannya bagus dibeli aja. Toh rasanya enak, gampang nyarinya, gampang masaknya, praktis, gampang dibawa-bawa, cocok dimakan siang maupun malam, hujan maupun panas, di darat, laut maupun udara.
Eh ini tadi omongin mie instant apa pemimpin tho? maaf-maaf, jadi ngelantur mirip-mirip sih hehehe. Sama-sama instant tentunya ada juga persamaan yang bisa dieliminir jika anda terlanjur menjadi pecandu atau mungkin terpaksa menambatkan hati di yang instant instant ini, perhatikan minimal 2 hal berikut;
1.Adanya zat lilin
Zat lilin digunakan sebagai pelapis mie instan ini baru bisa dicerna lambung selama kurang lebih 7 hari, bayangin kalau tiap hari istiqomah mengkonsumsi ini.
Bayangin pula kalau kita milih pemimpin instan yang latar belakangnya terlindungi rapat oleh zat lilin, kita tidak tahu berapa lama ini bisa kita cerna melalui akal dan rasa kita, tiba-tiba saja semuanya terlambat dan gak ada gunanya saat kita baru saja mampu mencernanya.
2.MSG yang berlebihan.
MSG berbentuk kristal yang mendominasi bumbu mie instan diketahui bisa menimbulkan luka di dinding lambung sehingga perut merasa sakit dan menyebabkan bakteri helicobacter pylory tumbuh dengan pesat di luka yang timbul. Kemudian memicu pembesaran pada luka sehingga kita akan sering merasa perih seperti menderita maag.
Itu baru mie instan, coba bayangin kalau pemimpin instan yang berlebih MSGnya. Bukan hanya melukai hati, tapi bisa jadi menghancurkan yang dipimpinnya. Lihatlah berbagai bentuk vetsin yang ditambahkan, begitu sedap rasanya namun sama sekali tidak bergizi, kalau istilah pedagang kaki lima “rapi tapi gak laku” atau kalau istilah broker mobil “kinclong tapi berkarat”.
Perlu diketahui pula MSG alias monosodium glutamat adalah asam amino esensial yang hanya dibutuhkan dalam kadar yang sangat kecil. Sehingga jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih akan menyebabkan toksikotoksik atau meluruhnya sel-sel seperti sel saraf yang berakibat mendegenerasi sel saraf sehingga kita akan merasa lebih bodoh dan kesulitan berpikir akibat hancurnya sel-sel saraf diotak secara perlahan.
Belum lagi bahan pengawetnya, agar awet bisnisnya dan keuntungannya maka sudah lazim produsen menambahkan bahan pengawet di produk instantnya, begitu pula pemimpin instant kadang juga difungsikan agar “sang produsen” juga awet dalam kekuasaannya. Maka dari itu, sebisa mungkin mari kita kurangi konsumsi yang instant instant ini karena kenyataannya kita tidak harus menunggu tua atau menunggu 5 tahun untuk merasakan dampak negatif dari semua yang bersifat instan.