Mohon tunggu...
Abu Zifana
Abu Zifana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang blogger pemula yang ingin belajar, semoga bisa bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cak Imin Pilih Jokowi, Kata Gus Dur Pilihannya Sering Salah

28 Mei 2014   19:22 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:01 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pagi ini baca kompas.com ketemu berita tentang Cak Imin yang dianggap anak hilang oleh Megawati. Bisa lihat disini http://nasional.kompas.com/read/2014/05/14/1642513/Megawati.Cak.Imin.Si.Anak.Hilang dan disini http://nasional.kompas.com/read/2014/05/27/1112150/.Ibu.Mega.Anakmu.yang.Hilang.Janjikan.12.Juta.Suara.untuk.Pemenangan.Jokowi-JK. Ada 2 hal menarik dari 2 berita diatas;

1. "Jadi, Bu Mega, sebenarnya saya malu kalau berkelana ke mana-mana, tapi pulang tidak bawa 12 juta suara," Ucapan ini bisa jadi memicu kekecewaan para pemilih PKB mungkin juga kekecewaan dari NU. Betapa tidak ternyata terungkap langsung dari lisan Cak Imin bahwa tujuannya berkelana di PKB adalah menyumbangkan suara PKB untuk dibawa pulang dipersembahkan kepada PDIP. Ini menjadi semacam pembenar tuduhan oleh sebagian orang PKB bahwa Cak Imin tidak memperjuangkan cita cita PKB sendiri melainkan kepentingan pribadinya dan kepentingan partai lain dalam hal ini PDIP. Benar tidaknya hanya Cak Imin dan Tuhan yang tahu.

2. Cerita Megawati tentang ucapan Gus Dur "Ya itu, sukanya menggebu, tapi belakangan salah." Gus Dur menitipkan Cak Imin kepada Megawati karena Cak Imin seringkali membuat pilihan yang salah meskipun di depannya didahului sifat menggebu. Timbul kekhawatiran bahwa ucapan Gus Dur ini akan segera terbukti di pilpres kali ini. Cak Imin yang menggebu menyerahkan suara PKB ke PDIP yang konon katanya dilakukan secara tertutup tanpa pertimbangan ulama adalah sebuah keputusan yang salah.

Sekali lagi hanya Cak Imin dan Tuhan yang tahu. Patut kita tunggu kebenaran ucapan Gus Dur diatas. Semoga Indonesia dikaruniai pemimpin yang mumpuni, berskala nasional dan internasional bukan pemimpin berskala antar kota antar propinsi dalam pulau. amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun