Setelah gagal Plan A memancing amarah ummat Islam melalui isu PKI yang dimotori Menhan Jend (Purn) Luhut Binsar Penjaitan, yang juga politisi Golkar, telah membuat gaduh peta politik Indonesia dengan celotehannya hanya aksesoris dan tren anak muda saja.
"Alhamdulillah situasi tetap aman dan kondusip. Namun tak berlangsung lama mereka, Luhut cs, masuk Plan B menghapus Perda Islam, tanpa menghapus Perda Kristen, Hindu dan Budha, melalui Tjahyo Kumolo (PDIP),"ujar Moehammad Rofiq Lubis pada Kompsianer di Jakarta, Kamis (17/6).
Rofiq berpesan, agar umat Islam diminta tenang dan jangan terpancing dengan permainan ini, apalgi mengikuti gendang dan irama yang mereka mainkan kerena ini hanya lagu lama alias nostalgia.mengadu domba bangsa ini.
Kemudian, Â jangan juga hujat Presiden Jokowi yang mereka manfaatkan jadi corong mereka sendiri demi untuk kepentingan sesaat.
"Kita berikan saja irama gendang yang sebenarnya, agar Pak Jokowi semakin menyadarinya sebagaimana sebelumnya. Kita harus kawal  Bapak Presiden tercinta agar tidak terpengaruh para pembisik yang tidak cinta NKRI, "tambah Ust Rofiq, sapaan akrab.
Jadi,  jalur perlawanannya saat ini harus melalui konstitusi, sebagaimana yang diungkapkan oleh  Jimly Ashidiqie,  sewaktu ditanya anggota DPR dalam kesempatan acara buka puasa bersama di rumah mantan Presiden RI ke 3,  Bahrudin Jusuf Habibie, Rabu (15/6).
"Pak Prof. DR. H. Jimmly Assiddiqie itu  ditanya oleh beberapa anggota DPR yang mau mempermasaalahkan  pencabutan Perda bernafaskan Islam. Beliau sudah menjelaskan, selain lewat jalur politik, bisa lewat jalur hukum langsung oleh DPRD atau Pemda masing-masing mengajukan keberatan ke Mahkamah Agung, "ujarnya.
Lanjut Rofiq, jika terbukti Perda tersebut tidak melanggar Undang-Undang, maka pencabutan itu bisa dinyatakan tidak sah dan secara hukum Perda tersebut berlaku kembali.
Menurut Ketua Subuh.Net ini, Anggota DPR Â yang benar-benar nasionalis yang cinta NKRI dan Pemda serta DPRD seluruh daerah yang dicabut Perdanya segera bertindak untuk menghentikan irama gendang yang mereka tabuh.
"Kita  khawatir,  karena biasanya pesta musik hanya sering membuat kegaduhan.  Apalagi sering iramanya tak seimbang. Bisa- bisa para pemain musik tersebut dilempar para penonton, "tandas Rofiq yang juga Dirut APU pengurus ICMI dan Juga MUI. Komps/Abuzakir Ahmad.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H