Mohon tunggu...
Abuzakir Ahmad Zacky
Abuzakir Ahmad Zacky Mohon Tunggu... Wartawan -

Memburu berita, mengabadikan setiap moment, bertemu banyak orang, menyaksikan berbagai tragedi, dan mencatatkan berbagai kenangan. Begitulah caraku menikmati hidup ini. Wartawan adalah panggilan jiwaku, kupersembahkan jiwa raga ini demi runtuhnya kedhaliman penguasa. Wartawan memanggilku dengan ketulusanku dalam secuil harapan. Fotographer dan sekaligus Reporter menjadi makananku sehari-hari. Hingga meraih prestasi menjadi penulis terbaik pada lomba menulis pocari sweet ‘Teater 24 jam’ oleh MURI (2005) bersama Metro TV, Prambor Radio, (elektronik) Sinar Harapan, Metro Pos dan Majalah Sunter (cetak). Bidikan kamera yang setiap saat menembus batas pun menjadi saksi meraih juara 1 lomba Foto Destinasi wisata posisir Jakarta Utara (Ultah DKI 2013). Salam Kompasianer! 2013 berkah menyertai semuanya, Amin....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ultah 47, Asrama Gorontalo ST.29 – Jakarta (Bagian I) A.R. Katili, Asrama Tetap Berfungsi

4 Februari 2015   06:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:51 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_349239" align="aligncenter" width="560" caption="Fadel Muhammad (kanan) dan Laksamana (Purn). A.R. Katili, perbedaan politik tidak mempengaruhi keduanya untuk berseberangan, Foto: Komp/Abuzakir Ahmad"][/caption]

Asrama Gorontalo Salemba Tengah No 29 memasuki  usianya yang ke 47 tahun, tepat pada Sabtu (31/1/2015), berarti asrama ini cukup bersejarah karena telah melahirkan tokoh-tokoh Gorontalo. Bahkan terbentuknya provinsi Gorontalo lahir dari inspirasi mahasiswa, tokoh-tokoh masyarakat saat itu seperti  Nelson Pomalingo, Abdulah Lahay, Laksamana (Purn) A.R Katili dan masih banyak lagi.

Pada acara Silaturrahim Mahasiswa Gorontalo dan Dies Natalis Ke -47 Asrama ST.29 Jakarta dengan tema, “Mahasiswa sebagai resonansi dalam sejarah pembangunan Provinsi Gorontalo, (Sejarah sebagai penentu jati diri terhadap bangsa dan Negara)”.

Pada ulang tahunnya kali ini mahasiswa ST.29 memberikan penghargaan pada tokoh-tokoh atau pejabat pemerintah yang mengharumkan nama Gorontalo baik ditingkat nasional maupun internasional, seperti Menperindag DR (HC). H. Ir. Rachmat Gobel, mantan Rektor UNG,  Prof. DR.  Ir.  H. Nelson Pomalingo, MPd, Laksamana (Purn) H. A.R. Katili, DR. Ir. H. Fadel Mohammad (Anggota DPR-RI- F-Golkar, Udin Mosii, SE, MM (Auditor BPK-RI),  El Nino M Husain, S.T, M.Si (Anggota DPR-RI, F- Gerindra).

Usai penyerahan penghargaan, acara dilanjutkan pemotongan tumpeng oleh ketua asrama, Mohamad Nur Iskandar dan langsung diberikan kepada tokoh-tokoh Gorontalo yang peduli pada asrama yakni Fadel Mohammad, A.R Katili dan lain-lain. Kemudian berlanjut penandatangan kesepakatan soal pernyataan sikap soal keberadaan ST.29 oleh A.R Katili dan Abdul Kadir Baga (Didi) dan Ketua asrama M.Nur Iskandar.

Sebelumnya, Fadel Mohammad yang didampingi Ustad. H. Abdulrahman Bahmit menyampaikan pidato, bahwa dirinya merasa bersyukur karena asrama telah  mengalami perubahan atau perkembangan sejak sekian puluh kali hadir dalam setiap acara di ST.29 itu.

“Berarti sudah 25 tahun, dimana saat itu saya masih mahasiswa di Institut Teknologi Bandung (ITB), “kata Fadel.

Fadel sempat bercerita, ketika menjadi Gubernur, dimana,  Amir Piola Isa dan A.R katili yang saat itu sebagai anggota DPRD Gorontalo melaporkan padanya, bahwa asrama ST.29 akan diambil alih oleh Kodam.

Laporan tersebut ditanggapi oleh Fadel dan  langsung membicarakan persoalan itu dengan Jenderal Wiranto, sehingga persoalan tersebut bisa diatasi.

Fadel selalu memperhatikan asrama mahsiswa bukan hanya di Salemba saja, akan tetapi di berbagai daerah pun,  seperti Bandung, Semarang, Surabaya, Makasar, Manado dan lain-lain.

Anak-anak muda yang menjadi generasi untuk mengharumkan nama Gorontalo ini sangat dibutuhkan.

“Jadi, mereka-mereka yang membicarakan penggusuran, maka siap berhadaan  dengan saya, saya akan pertahankan, “kata Fadel disambut aplus oleh mahasiswa dan alumni ST.29.

[caption id="attachment_349240" align="alignnone" width="700" caption="Potong Tumpeng : Ketua Asrama ST.29, Muhammad Nur Iskandar memberikan tumpeng pada A.R. Katili dan Ketua Alumni ST.29, Abdul Kadir  Baga (Didi) di Asrama Mahasiswa Gorontalo - Salemba Tengah, 29 Jakarta,  Minggu (31/1/2015). Foto : Komp/Abuzakir Ahmad "]

1422981320878140284
1422981320878140284
[/caption]

Sementara, tokoh yang sangat peduli pada Gorontalo Laksamana (purn) A.R Katili menyampaikan bahwa peringatan Ultah ST.29 merupakan rangkaian dari acara-acara sebelumnya yakni, pelantikan Alumni ST.29 yang berlangsung di kediamannya, Komplek Angkatan Laut, Kodamar, Jakarta Utara, Sabtu (10/1/2015).

Kepeduliannya pada Gorontalo mendoronga para anak-anak muda mahasiswa  menjadikan dirinya sebagai Penasehat ST.29 Jakarta. Katili tentu tidak  pernah menolak, walau dirinya menghabiskan masa remajanya di kota Makasar hingga ke Jakarta mendapatkan posisi yang penting di TNI AL yakni, Laksamana.

Tahun 2004 ia terpanggil ke Gorontalo sebagai anggota DPRD sekaligus menjadi Ketua salah satu partai dan  bersama-sama dengan Gubernur Fadel  Mohammad untuk membangun Gorontalo.

Hal tersebut  mungkin tidak pernah dilakukan sebagian orang, merantau, kemudian berkarir di kota kelahiran yang ia tinggalkan sejak umur 10 tahun silam.

“Orang bilang,  dulu saya bersaing dengan Fadel . Nggak! cuma  satu panggung sandiwara hehehe.  Sandiwara selesai, saya peluk cium beliau. Ya!  emang harus begitu, Fadel memang di izinkan Allah. Justru beliau dipilih oleh Allah untuk melanjutkan itu dan saya bersyukur, “kata Katili disambut aplus hadirin.

Katili mengaku malu pada Fadel jika dirinya tidak cinta Gorontalo karena Fadel walau tidak dilahirkan Gorontalo tetap bangga dengan Gorontalo.

Kebanggaan itu Katili sempat sampaikan pada rekan-rekannya, bahwa yang menjadi Presiden di Indonesia baru dua suku  yakni suku Jawa dan Gorontalo.

“Jadi, kalau ingin  jadi Presiden, belajar ke Gorntalo saja, “tandas Katili.

Di Gorontalo ada 10 Universitas, padahal penduduknya hanya lebih dari satu juta jiwa, hingga ia terkesan ketika  memantau langsung. Ternya,  pendidikan di Gorontalo begitu maju, hingga ia dipercaya  menjadi Dewan Penyantun di Universitas Muhammadiyah Gorontalo.

Jadi, sektor yang menonjol dan mendapat pemasukan keuangan daerah adalah sektor pendidikan. Bayangkan, 10 ribu mahasiswa dari berbagai daerah belajar ke Gorontalo. Mantan Menpen Fredy Numberi, kata Katili, sempat mengumpulkan mahasiswa asal Irian Jaya yang jumlahnya cukup banyak. Fredy sempat bertutur padanya,  Gorontalo adalah salah satu pilihan pendidikan terbaik di Indonesia Timur.

“Makanya, saya juluki Gorontalo jokiannya orang Sulawesi  dan itu membanggakan kita semua, “ujarnya.

Terkait, isyu bahwa  asrama  tidak difungsikan sebagai asrama mahasiswa dan lagi-lagi mahasiswa menemui Katili dikediamannya. Atas laporan itu, membuatnya terpaksa mengeluarkan  pernyataan.

Pertama, Katili, tidak setuju  dan tetap menginginkan agar asrama difungskan sebagai asrama mahasiswa .

Apa pun yang dilakukan atau dibangun dilokasi ini, tetap ada asramanya. Ceritanya panjang dan bagaimana semua memperjuangkan asrama jika dihilangkan dari Salemba Tengah.

“Saya berharap kedepan, sekali lagi asrama tetap berfungsi dan Insya Allah kita semua peduli karena generasi muda yang berpotensi lahir dari ST.29, Jakarta, “ujarnya mengakhiri pidato. ***Komp : Foto & Teks, Abuzakir Ahmad.

[caption id="attachment_349243" align="alignnone" width="700" caption="Mahasiswa Gorontalo ST.29-Jakarta. Dari Jakarta Untuk Gorontalo. Komp/Abuzakir Ahmad"]

14229822481986032776
14229822481986032776
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun