Mohon tunggu...
Umar Said
Umar Said Mohon Tunggu... -

saya seorang berusia cukup senja yang ingin mengasah kemampuan menulis, jangan segan untuk berbagi info dan ilmu tentang kepenulisan yaaa...!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Dakwah Dapat Meresahkan Umat

8 Maret 2015   13:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:59 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tatkala mendengar kata dakwah, yang terbesit dalam benak kita mungkin sebuah aktifitas keagamaan yang diisi dengan ceramah atau pengajian di dalamnya. Pandangan tersebut memang tidak salah, hanya saja seakan menempatkan makna dakwah pada tataran yang sempit. Hasan Al Banna memberikan pernyataan yang lebih luas bahwa dakwah itu identik dengan Islam itu sendiri, sehingga segala aktivitas yang berkaitan dengan Islam bisa dikatakan sebagai aktivitas dakwah yang di era sekarang diaplikasikan melalui kegiatan-kegiatan sosial, ekonomi dan sebagainya.

Dalam sejarahnya, para ulama atau da’i dalam melakukan dakwah bertujuan utama mengajak manusia menuju jalan yang diridhoi oleh Allah dalam naungan agama Islam dengan tuntunan aqidah dan syariat di dalamnya. Selain itu, tujuan dakwah juga untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat. Realisasi dari tujuan dakwah dapat dilihat dari bagaimana seorang muslim berperilaku dan beraktifitas dalam kesehariannya.

Penyebaran Islam di Indonesia tidak bisa mengesampingkan proses dakwah, dimana dakwah pada masa silam berjalan secara gradual dalam arti prosesnya secara bertahap menyesuaikan kondisi masyarakat dan adat istiadat di dalamnya, sehingga Islam dapat diterima dan bahkan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kuantitas muslim terbesar di dunia.

Realita terkini, pergerakan dakwah di Indonesia semakin ekspansif, terlebih setelah berakhirnya rezim orde baru yang ditandai dengan era reformasi yang mengusung konsep demokrasi, seakan membuka ruang aktifitas dakwah menjadi tak terbendung hingga beberapa individu memunculkan beberapa macam aliran keagamaan baru di kalangan masyarakat Islam serta mengklaim sebagai aliran paling benar.

Pergerakan dakwah yang dilakukan oleh beberapa aliran Islam di Indonesia satu sisi memang berdampak positif dengan makin meningkatnya jumlah kaum muslim, namun di sisi lain dan patut disayangkan adalah dakwah yang diusung seakan keluar dari orientasi dakwah yang sesungguhnya yakni mengajak umat manusia menuju jalan yang diridhoi Allah.

Orientasi dakwah yang terjadi saat ini cenderung bertujuan pada perlombaan memperbanyak pengikut suatu aliran. Selain itu, antara satu aliran dengan yang lain seringkali terjadi perselisihan yang berakibat pada saling menyalahkan dan menganggap sesat dengan dasar argumen masing-masing, bahkan yang lebih parah adalah munculnya vonis “kafir” terhadap sesama umat Islam yang tidak satu aliran.

Memang benar jika beragamnya pendapat dalam umat Islam merupakan rahmat, namun jika beragam pendapat tersebut menimbulkan perpecahan, maka unsur rahmat seperti yang dimaksud oleh nabi secara otomatis menjadi terhapus yang berujung pada perpecahan dan kehancuran bagi umat Islam sendiri.

Dalam konteks ini, sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan jika sebuah aliran menganggap pendapat atau ideologi mereka yang paling benar, namun masalah utama adalah terletak pada vonis sesat atau kafir yang ditujukan kepada aliran lain hanya karena memiliki perbedaan pendapat dalam beberapa masalah. Karena sifat dasar manusia tidak ingin dianggap salah, maka wajar jika pembelaan dilakukan oleh sebagian kalangan sebagai timbal balik dari vonis yang tidak seharusnya diterima, meski dalam pembelaan tersebut tak jarang diiringi dengan kekerasan.

Menilik pemaparan Hasan Al Banna tentang dakwah diatas bahwa segala aktivitas yang berkaitan dengan Islam bisa dikatakan sebagai aktivitas dakwah, maka bagaimana bisa Islam berkembang, jika umat Islam dalam suatu wilayah saja saling menyesatkan.

Jika pergerakan dakwah tetap mengusung kekerasan atas nama kebenaran, maka dimanakah letak agama Islam yang mengusung konsep “Rahmatan lil ‘Alamin”? Sungguh sangat mengkhawatirkan jika aplikasi dakwah yang berorientasi pada konsep Hikmah dan Mauidhah Hasanah berubah menjadi media yang membuat umat resah.

Wallahu A’lam....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun