Kepada Orang yang ragu akan rezkinya…..
Kepada Seorang pemuda yang ragu melangkah maju untuk menikah, khawatir tidak bisa menghidupkan rumah tangga…….
Kepada orang tua yang membatasi anaknya hanya dua atau tiga saja, karena khawatir miskin….
Kepada suami yang ragu untuk berpoligami, karena takut tidak bisa memberi makan istri kedua dan anak-anaknya….
Kepada istri pertama, yang tidak mau memberikan izin kepada suaminya untuk berpoligami karena khawatir jatuh miskin, atau tidak mendapatkan nafkah dari suami karena dibagi kepada istri kedua….
Kepada siapapun yang bingung hidup… takut miskin,….
Kepada orang yang selalu mengeluh kesusahan hidup…. Dll.
Simaklah perkataannya :
قال الحسن البصري: قرأت في تسعين موضعا من القرآن أن الله قدر الأرزاق وضمنها لخلقه ، وقرأت في موضع واحد " الشيطان يعدكم الفقر" : فشككنا في قول الصادق في تسعين موضعا ، وصدقنا قول الكاذب في موضع واحد "
Hasan Basri berkata: aku telah membaca di sembilanpuluh tempat (90 kali disebutkan) di dalam al Quran, bahwa sesungguhnya Allah telah menetapkan (mentaqdirkan) rezki dan menjamin rezki itu untuk makhlukNya, dan aku membaca (hanya) pada satu tempat “ syeitan menakut-nakutimu akan kefakiran” , lantas, (apakah layak) kita ragu terhadap perkataan yang maha benar di sembilan puluh tempat, sementara kita mempercayai perkataan pembohong (hanya) di satu tempat?
Apakah setelah ini, kita masih ragu terhadap rezki kita yang telah ditetapkan Allah untuk kita?