Mohon tunggu...
Abu Tholib
Abu Tholib Mohon Tunggu... -

Wong Banyumas asli yang demi sesuap nasi (pernah) merantau ke Banda Aceh 1996-2000, ke Malang (5 tahun), di Balikpapan (4 tahun) dan sekarang di homeland Banyumas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sistemik, Bung Ichwan, dan Referensinya

29 Desember 2009   06:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:43 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kata ‘sistemik' masih menjadi kekuatan magis tersendiri bagi para kompasianer sehingga banyak Kompasianer yang menulis postingan dengan embel-embel 'sistemik'. Tulisan terakhir yang masih memperdebatkan kata sistemik adalah tulisan dari Bung Ichwan Kalimasada (Bung Inka) yang berjudul "Boediono; Dalih Sistemik Opo Ngawur Cak".


Tulisan Bung Inka menunjukkan kekuatan magis dari kata sistemik yang masih mampu membius belasan ribu pembaca dalam waktu beberapa jam setelah tulisan dipublish. Setahu saya, postingan ini menjadi rekor tertinggi yang pernah diklik pembaca.



Bung Inka ini memang konsisten dan terus membuat tulisan yang 'menyerang' pemerintah (mudah-mudahan bukan karena balas dendam karena jagonya kalah dalam pilpres yang lalu J).

Pikiran saya mengatakan tulisan Bung Inka di atas sekedar mempertanyakan kembali alasan sitemik yang digunakan Pak Boediono dalam mengucurkan dana Rp 6,7 triliun untuk mem-bailout Bank Century.



Bung Inka menyangkal alasan sistemik yang digunakan Pak Boediono dengan menyandingkan pendapat dari Direktur Center of Banking Crisis (CBC) Deni Daruri dan dari hasil penelitian oleh Purwantini dan Purwantiningsih yang telah melakukan Studi Komparasi Krisis Ekonomi Tahun 1998 dengan Krisis Global 2008 di Indonesia dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta, Desember 2008.



Sayangnya Bung Inka tidak menjelaskan lebih lanjut siapa profil Deni Daruri dan siapa Purwanti dan Purwantiningsih itu. Inilah yang perlu dikritisi sehingga bantahan atas alasan sistemik yang digunakan Pak Boediono oleh dua sumber tersebut memang layak dipertimbangkan atau setidaknya bisa didengar. Karena banyak orang hanya bisa melakukan kritik tanpa bisa memberikan solusi yang jelas, alias omong doang.



Ahmad Deni Daruri mungkin sudah banyak yang tahu. Beliau Presiden Direktur Center of Banking Crisis. Profil singkat Ahmad Deni Daruri (selengkapnya di sini). Sedangkan Purwanti dan Purwantiningsih, menurut perkiraan saya, adalah mahasiswa di Universitas PGRI Yogyakarta (Baca di sini ). Keterangan profil atau lainnya tidak diketahui.



Penting bagi para pembaca untuk mengetahui siapa/apa (referensi)  yang dijadikan acuan oleh Bung Inka. Apakah pengkritik memiliki kapabilitas untuk mengkritik dan mengevaluasi kebijakan Pak Boediono yang pasti sudah ahli di bidangnya. Kalau tidak ada kapabilitas, kemudian asal mengkritik saja, apa kata dunia? Dan sayangnya ini yang dijadikan referensi (baca: senjata) oleh Bung Inka untuk kembali 'menghantam' Pak Boediono

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun