[caption caption="Adi Pamungkas atau Kak adi sedang bercerita kepada anak-anak JISc di acara Occupation day 17/2/2016" (dokpri)"][/caption]
Hari Rabu 17/2/2016, Jakarta Islamic School (JISc), menggelar kegiatan yang bertajuk Occupation Day. Sekolah Islam yang beralamat di Jalan Inspeksi Saluran Kalimalang No.1 Curug Jakarta Timur rutin melaksanakan Kegiatan ini setiap tahun.
Diperuntukkan untuk anak-anak tingkat Primary atau sekolah dasar. Occupation Day adalah hari dimana sekolah mulai memperkenalkan kepada anak-anak murid mengenai profesi atau pekerjaan-pekerjaan yang ada di masyarakat. Mereka bebas memilih seragam sesuai dengan pekerjaan atau profesi yang diinginkannya seperti pilot, dokter,arsitek dan sebagainya.
Kegiatan ini dihadiri sekitar 200 an murid kelas satu tingkat Primary (Sekolah dasar) dan juga beberapa orang tua siswa yang sengaja datang melihat penampilan anak-anak mereka. Semua Guru-guru pun ikut terlibat membimbing dan mengarahkan anak-anak.
Acara berlansung meriah dengan kehadiran Juru Cerita, Kak Adi yang terkenal dengan sebutan Pendekar Tawa, Pendongeng Berkarakter dan Takwa.
“Occupation Day sudah rutin dilaksanakan setiap tahun di sekolah ini,” Kata Miss Annida salah seorang guru di JIS, sekaligus ditunjuk sebagai koordinator level 1. “tujuannya adalah untuk memperkenalkan kepada anak-anak didik di sini berbagai macam profesi atau pekerjaan yang ada di tengah masyarakat selain untukmeningkatkan kepercayaan diri, motivasi belajar dan memasukkan unsur akhlak ke dalam setiap profesi.” Annida menambahkan.
[caption caption="Miss Annida Guru di JISc sebagai Koordinator acara Occupation Day (dokpri)"]
Mengundang juru dongeng ke sekolah ini adalah terobosan baru yang dilakukan Miss Annida dan kawan-kawan. “anak-anak akan lebih tertarik jika yang menyampaikan (bercerita) adalah orang lain dibanding guru,” ujar Annida sambil tersenyum. Sekolah Sekolah-sekolah lain mungkin juga banyak menyelenggarakan hal yang sama (Occupation Day), namun yang berbeda di sini, selain memperkenalkan tehnis pekerjaan atau profesi, juga diajarkan akhlak atau etika dalam bekerja, misalnya jujur tidak korupsi.
Sekedar gambaran, selama ini dongeng hanya dijadikan pengantar tidur, belum di jadikan sarana untuk mendidik anak-anak dalam skala lebih luas misalnya di sekolah. Padahal, menurut Kak Ady, dongeng bisa menjadi alat bantu untuk memberikan perspektif baru bagi anak-anak dalam memaknai hidup. Pola pengajaran secara direct (langsung to the point ) bagi anak-anak akan dirasakan membosankan. oleh karena itu dibutuhkan cara baru salah satunya dengan dongeng. Menurut Kak Ady, Dongeng bisa menjadi cara untuk meningkatkan kreatfitas siswa, meotivasi belajar dan sekaligus sebagai hiburan.
Miss Annida menambahkan, dalam cerita dongeng tersebut bisa diselipkan pelajaran tentang akhlak dan moral khususnya akhlak dalam menjalankan profesi bagi anak-anak.