Ini merupakan bentuk memuliakan perempuan yang bukan sekadar pengisi sudut atau pojok-pojok belakang masjid namun bisa setara dengan pria
Bahkan di Al Zaytun boleh kaum perempuan mengikuti salat Jumat dan salat-salat lainnya.
Memuliakan perempuan dalam ibadah mungkin terinspirasi oleh kisah Ummu Hisyam di masa Nabi Muhammad SAW.
Dikisahkan, Ummu Hisyam bint Haritsah radhiallah 'anha, beliau merupakan salah satu sahabat perempuan Nabi Muhammad Saw yang sangat cerdas.
Ketika mendengar perintah untuk membaca, Umm Hisyam begitu antusias, beliau selalu mengikuti setiap kegiatan dakwah Nabi Saw.
Pada Masa Nabi Saw, Perempuan Terlibat Aktif Dalam Pengajaran dan Meriwayatkan Hadis.
Tercatat, Umm Hisyam menjadi salah satu sahabat perempuan yang menghafal al-Qur'an, langsung dari lisan Rasulullah Saw.
Sebagaimana diriwayatkan Amrah bint Abdurrahman yang mendengar Umm Hisyam ra, bahwa dia berkata:
( : 2049).
"Aku menghafal surat al-Qaf (langsung) dari lisan Rasulullah Saw pada setiap Jum'at, dimana baginda membacakanya di atas Mimbar setiap (khutbah) Jum'at". (Sahih Muslim, no. 2049).
Ini mengungkapkan fakta bahwa pada masa Nabi Saw, para perempuan datang hadir pada salat Jum'at di masjid.