Mohon tunggu...
Jong Celebes
Jong Celebes Mohon Tunggu... Administrasi - pengajar

"Tidak ada kedamaian tanpa Keadilan"

Selanjutnya

Tutup

Money

Peluncuran Majalah Halal Lifestyle & Bisnis

2 Mei 2016   22:03 Diperbarui: 2 Mei 2016   22:13 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peluncuran Majalah Halal Life Style di Grand Sahid Jaya Jakarta Kamis 28/4/16 (dokpri)

Kalau berbicara halal haram, maka yang terbayang di benak sebagian kita adalah sebuah produk makanan. Padahal persoalan halal tidak berhenti di sini. Ada banyak aspek, antara lain; wisata, fashion, kosmetika dan sebagainya.

Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduknya adalah Muslim adalah sebuah tantangan sekaligus potensi dalam penerapan aspek halal. Apalagi jika melihat lebih luas ke tataran dunia, hampir 1,8 miliar jiwa penganut agama Islam. Tantangannya karena lembaga yang bertanggung jawab dalam sertifikasi halal dalam hal ini MUI akan banyak menjawab persoalan baru seputar kehalalan produk yang sebelumnya mungkin tidak pernah ditemui. Di sisi lain, persoalan ini menjadi potensi bagi Indonesia untuk menjadi negara kiblat sertifikasi halal dunia.

Lihat saja data potensi halal market di dunia dari tahun ke tahun yang mencapai 1087 miliar dolar dan diprediksi semakin meningkat hingga 1,8 miliar dolar pada tahun 2030. Di sisi lain, GDP negara-negara Islam (OKI) mencapai 7.740 triliun dolar, angka yang sangat besar potensial bagi sebagai halal market.

Menurut catatan International Trade Center 2015, pasar muslim untuk makanan pada tahun 2014 sekitar 1,128 miliar dolar. Sektor keuangan 1,814 miliar dolar, Travel 142 miliar dolar, kosmetika 142 miliar dolar, fashion 230 miliar dolar, media rekreasi 179 miliar dolar, farmasi 75 dolar, dan sektor lainnya seperti pendidikan, obat-obatan dan seni budaya, kesemuanya adalah target halal market atau sertifikasi halal.

Soal sertifikasi halal, Indonesia masih tertinggal jauh dari negara tetangganya, Malaysia yang sudah puluhan tahun lalu telah menerapkan jaminan halal. Namun yang menggembirakan, sektor wisata halal Indonesia masih lebih baik dari malaysia, terbukti Indoneaia bisa menyabet tiga gelar dalam World's Best Halal di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Oktober 2015 lalu.

Terkait itu, Pemimpin Umum The Indonesia Halal Life Style & Business Sapta Nirwandar mengatakan, halal adalah brand dan identik dengan kebaikan sehingga sejumlah negara tetangga dan negara-negara di Asia seperti Jepang, Korea bahkan Australia tidak ragu mengembangkan halal tourism sebagai brand. Buku panduan wisata untuk muslim contohnya.

img-20160428-wa0019-57276bce2f97737d096cd119.jpg
img-20160428-wa0019-57276bce2f97737d096cd119.jpg
Foto Bersama dengan Bapak Sapta Nirwandar Pemimpin Umum Majalah Halal Life Style setelah launching majalah HLS di Grand Sahid Jaya (dokpri)

Tidak ketinggalan negeri gajah putih, Thailand. Meskipun jumlah penduduknya hanya 5 persen namun berani menyatakan sebagai tujuan wisata & life style. Lebih menariknya lagi, Negara ini telah mampu memasok makanan halal ke negara-negara OKI." kata Sapta saat acara peluncuran majalah Halal Life style di Hotel Grand Sahid Jakarta, Kamis (28/4/2016).

Melihat potensi dan peluang tersebut, Sapta Nirwandar bersama rekannya meluncurkan majalah berbasis islam, The Indonesia Halal Life Style & Business. Media yang juga dilengkapi secara digital atau online berupa website yang update informasinya setiap hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun