Mohon tunggu...
Jong Celebes
Jong Celebes Mohon Tunggu... Administrasi - pengajar

"Tidak ada kedamaian tanpa Keadilan"

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

RIAT, Rumah Pelatihan Internet bagi Kaum Disabilitas

6 April 2016   19:48 Diperbarui: 6 April 2016   21:46 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="keterangan gambar : dari kika, Dimas, Rico, Faiz dan sapto -Sosialisai Pelatihan Internet, Selasa 5/4/2016 (foto : Hazmi)"][/caption]Keterbatasan fisik seseorang bukan halangan untuk bisa berkarya.  Tidak ada satu makhluk pun yang bisa  menghalangi setiap insan untuk dapat mengembangkan diri dan kehidupannya.

Terkait ini, saya jadi ingat materi kuliah yang pernah saya dapatkan tentang teori motivasi. Menurut Abraham Maslow ada lima hal yang mendorong manusia mau  berbuat / berkarya, hal tersebut antara lain ;

Pertama,  karena kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah). Manifestasi kebutuhan ini seperti memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.

Kedua, kebutuhan keamanan dan ke-selamatan (Safety Needs) Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kehidupannya.

Ketiga, kebutuhan sosial (Social Needs). Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Singkat kata, ingin eksis!!!

Keempat, kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs). Berkaitan dengan kebutuhan akan simbol-simbol dalam statusnya sebagai prestise yang perlu ditampilkannya.

Kelima, aktualisasi diri (Self actualization). Bukan dorongan materi, tapi sudah meningkat lebih dari itu, immateri bahkan spiritual juga berperan di sini. Setiap orang ingin mengembangkan segala kemampuan (kebolehannya).

***

Riqo (25), lahir dalam kondisi Tuna netra. Meskipun demikian, dirinya mampu membuktikan bahwa keterbatasan tidak bisa menghalanginya untuk berkarya. Bersama beberapa  kawannya yang tergabung dalam Kartunet (karya Tuna Netra), Ia bisa mendapatkan penghasilan. Tidak tanggung-tanggung, 20.000 US Dollar!!! Setara dengan 200 juta lebih dalam se bulan, wow!!. Aktifitasnya sebagai Internet marketer membawa dirinya berkenalan dengan sesama penyandang disablitas lainnya yang memiliki passion sama, Internet Marketing. 

Nah, bersama temannya, Ia bercita-cita untuk berbagi pengetahuan kepada banyak penyandang tuna netra lainnya. Bagai gayung bersambut, keinginannya mendapat respon dari sebuah komunitas Internet bernama RIAT ( Rumah Internet Admanto). RIAT ini adalah sebauh komunitas belajar yang didiirkan oleh Ibu Amy Atmanto (istri Indar Atmanto) bersama anak-anaknya, Adam dan Faiz Atmanto.  RIAT, Rico, Dimas dan Sapto kemudian menggagas sebuah pelatihan Internet Marketing bagi penyandang tuna netra di seluruh Indonesia.

Menurut Ibu Amy Atmanto selaku Founder RIAT  menyatakan bahwa visi RIAT adalah  memberdayakan mereka yang memiliki keterbatasan fisik, agar bisa menghasilkan uang dari internet.

[caption caption="Ibu Amy Atmanto (tengah) sedang berbincang dengan Dimas Dkk sebelum sosialisasi RIAT, di Jakarta (foto: dokpri)"]

[/caption]Ibu Amy berjanji akan memfasilitasi Rico dkk seperti tempat dan lainnya agar bisa menyelenggarakan pelatihan. Bentuk pelatihannya adalah BootCamp selama satu minggu. Tahap pertama (Batch 1), nantinya  akan dikumpulkan sepuluh Orang yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Tahap berikutnya dimabil dari luar Jawa.  Kegiatan ini rencananya akan diadakan setiap bulan. Mereka akan dilatih menguasai internet sampai pada level kemampuan bisa meraup penghasilan dari aktifitasnya sebagai pelaku internet marketing.

"Saya juga ingin diajarkan oleh anak-anak ini bagaimana cara mendapatkan first dollar dari jualan busana dari internet.." Kata Ibu Amy saat memberikan sambutan di acara gathering RIAT di Jakarta pada Selasa,(5/4/2016).

Bersama belasan Blogger lainnya, saya mendapat kesempatan untuk melihat langsung demo Rico dkk menggunakan internet di RIAT, jalan Pengadegan Utara No. 14 Jakarta Selatan. Dengan menggunakan software khusus yang bisa mengubah teks menjadi audio atau suara, mereka bisa mengakses internet. Softwawenya sendiri Bisa didapatkan dari Macbook atau fasilitas windows. Hanya saja, kata Dimas, dibutuhkan akses internet yang memadai akses software ini berjalan maksimal.

Ibu Amy mengharapkan dengan adanya kegiatan ini bisa menjadi kegiatan positif bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik sehingga bisa juga merasakan hal yang sama seperti anak anak normal lainnya. Oleh karenanya dibutuhkan dukungan dari semua pihak tentunya. Rico juga berharap bahwa Orang sepeti dirinya mampu menunjukkan bahwa pekerjaan tuna netra tidak hanya berkisar seputar kalau bukan tukang pijat, ya pengamen di atas bis umum tapi harus lebih dari itu, bisa lebih berdaya salah satunya dengan menjadi Internet Marketer.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun