Mohon tunggu...
Jong Celebes
Jong Celebes Mohon Tunggu... Administrasi - pengajar

"Tidak ada kedamaian tanpa Keadilan"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diskusi KPPPA, Ekonomi Keluarga Tanggung Jawab Bersama

28 Oktober 2015   07:00 Diperbarui: 28 Oktober 2015   08:37 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya, sesi terakhir menampilkan ibu Puspita Zorawar,   seorang pembicara dan inspirator, sudah berpengalaman menjadi pembicara di berbagai even yang digelar oleh berbagai Kementrian, diantaranya Kementrian Desa dan Pembangunan Daerah tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes), KPPPA dan lain-lain.

Ibu Puspita mengajak ‘kartini-kartini Indonesia’ perempuan Indonesia untuk mengembangkan potensi diri. Semua orang memiliki potensi atau terlahir dengan keunggulan bakat masing-masing. Hanya saja tidak semua orang tidak bisa menunjukkan potensinya kelak setelah remaja dan dewasa, kenapa? Selain karena faktor lingkungan, juga seringkali mereka tidak tahu potensi yang dimiliki. Jika pun tahu, mereka tidak mau mengembangkannya lebih jauh.

Dalam kesempatan itu, wanita lulusan S2 Universitas Indonesia, berbagi tips bagaimana agar perempuan bisa sukses baik dalam karir maupun rumah tangga. “kerjakan sesuatu berdasar Goal setting atau tujuan besar dan kerjakan berdasar skala prioritas” jelasnya. Jika ingin kaya tujuannya harus jelas. Dia memberikan ilustrasi cerita dengan mengangkat kisah seorang Professor dalam sebuah sesi perkuliahan. Di hadapan mahasiswanya, Sang professor ini meletakkan sebuah toples besar kosong di atas meja. dia lalu memasukkan bola-bola seukuran bola tennis ke dalam toples, kemudian memasukkan kerikil, lalu pasir dan terakhir air mineral. “Apa maksudnya Prof?” tanya salah satu mahasiswa. Professor pun menjelaskan bahwa seperti inilah kita menjalani kehidupan agar sukses dan bahagia, yaitu dengan mendahulukan hal- hal besar terlebih dahulu. “Toples ibarat hidup kita, dahulukan hal-hal besar seperti hubungan kepada Tuhan dan hubungan kepada keluarga rekan dan sahabat, Maka hal-hal kecil akan mengikuti” ujar Professor.

Apa jadinya jika mulai dengan mengisi toples dengan air atau pasir terlebih dahulu? Hal yang bersifat kecil, Maka batu dan kerikil tidak akan bisa masuk. Cerita ini menurut ibu Puspita memberikan kita pelajaran perlunya skala prioritas dalam menjalani hidup. “gali potensi, kembangkan lalu buat goal setting, kerjakan yang prioritas utama terlebih dahulu, percaya diri dan tetap semangat” jelas ibu Puspita sekaligus menutup sesi diskusi siang itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun