Belakangan ini,  kasus mega korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)  kembali ramai diperbincangkan public Indonesia setelah saksi-saksi kuci seperti Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Menko Ekuin) Rizal Ramli dan Kwik Kian Gie diperiksa KPK atas saksi  tersangka Sjamsul Nursalim.  Kehadiran dua saksi ini semoga bisa membuka selebar-lebarnya kegelapan  kasus mega korupsi yang merugikan Negara triliunan rupiah.
Publik Indonesia berharap KPK jangan hanya menyasar satu nama orang saja, yakni Sjamsul Nursalim. Tetapi, nama --nama lain yang terindikasi terlibat kasus ini harus juga dikejar dan diadili di meja hijau  agar KPK  tidak terkesan tebang pilih dalam menangani kasus ini.
Sekedar mengingatkan,  selain nama Sjamsul Nursalim,  ada banyak nama kongklomerat yang terlibat kasus ini, salah satunya Usman Admadjaja. Dia adalah pemilik Bank Danamon. Hutannya kepada Negara berdasarkan data tempo.co sebesar 12, 32 triliun. Sudah settlement, tapi asset miliknya  kini dinilai masih belum menutup utangnya kepada Negara. Itu artinya yang bersangkutan masih memiliki hutang kepada Negara.
Usman, diduga juga telah menyembunyikan aset pribadinya dari sitaan Negara. Hasil pelacakan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) menemukan sekitar 10 aset tersebar di dalam dan luar negeri yang diduga milik Usman Admadjaja. Sayang, yang bersangkutan tidak mengakuinya. Padahal. Â berdasarkan perjanjian dengan BPPN, Usman harus menyerahkan aset-aset yang ditemukan karena yang bersangkutan menjamin kekurangan utangnya dengan jaminan atau harta pribadi.
Pemilik Bank Danamon ini terlibat dalam skandal kasus BLBI dengan penerima dana BLBI sebesar 12 triliun rupiah. Â Selain Usman, ada nama lain seperti: BDNI Sjamsul Nursalim sebesar 30,9 triliun rupiah, PT BCA, Anthony Salim sebanyak 53 triliun juga penerima dana BLBI.
Ini Daftar Jumlah Utang Beberapa Bank Penerima BLBI
Bank: BCA
Nilai Utang: Rp 47,75 triliun
Pemilik: Liem Sioe Liong
Keterangan: Sudah settlement
Bank: BDNI Rp