Mohon tunggu...
Ramdhan hunowu
Ramdhan hunowu Mohon Tunggu... Editor - Penulis

Penulis aktif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Urbanisasi terhadap Kehidupan Masyarakat Tradisional di Kabupaten Bolaang Mongondow

25 Oktober 2024   11:21 Diperbarui: 25 Oktober 2024   11:29 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Senipertanian.com

Created By Irhamna Latief-Mardia Bin Smith-Bimbingan Dan Konseling-Universitas Negeri Gorontalo

Bolaang Mongondow, salah satu kabupaten terluas di Sulawesi Utara, telah mengalami pergeseran pusat pemerintahan. Awalnya, Kotamobagu menjadi pusat kegiatan pemerintahan, pelayanan kesehatan, dan pendidikan. Namun kini ibu kota kabupaten berpindah ke lolak. Meskipun demikian, mayoritas penduduknya tetap berasal dari suku Mongondow dan menggunakan bahasa Mongondow.

Namun seiring dengan berkembangannya zaman Bahasa yang digunakan oleh penduduk masyarakat Bolaang Mongondow sebagian sudah tidak menerapkan Bahasa Mongondow, tetapi masyarakat di bolaang mongondow lebih sering menggunakan bahasa Melayu untuk berkomunikasi sehari-hari.

Selain perubahan dalam berbahasa masyarakat Bolaang Mongondow juga mengalami beberapa perubahan salah satunya dalam memanen padi yang dulunya para petani memanen pada secara manual dengan menggunakan alat tradisional seperti sabit (celurit). Proses ini membutuhkan banyak usaha fisik dan waktu yang lama karena semua pekerjaan dilakukan secara manual, sehingga panen bisa memakan waktu berminggu-minggu, tergantung pada luas lahan. Selain itu, pekerjaan ini melelahkan karena petani harus terus-menerus membungkuk untuk memotong batang padi satu per satu. Dulu, panen padi melibatkan banyak orang, baik dari keluarga petani maupun tetangga, dengan prinsip gotong royong, yang juga menjadi tradisi sosial untuk mempererat hubungan antar warga. Saat ini, banyak petani sudah menggunakan alat modern seperti mesin panen yang tidak hanya memotong padi, tetapi juga memisahkan butiran padi dari jerami dan mengumpulkan semuanya sekaligus. Teknologi ini mempercepat proses panen. Mesin modern dapat mengumpulkan beras di area yang luas dalam waktu yang jauh lebih singkat daripada metode manual. Jika dulu panen di sebidang tanah yang luas memakan waktu berminggu-minggu, sekarang bisa selesai dalam hitungan hari atau bahkan jam. Selain itu, kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan lebih sedikit sebab seorang petani dapat mengoperasikan mesin tersebut sendiri atau hanya dengan bantuan beberapa orang, sehingga biaya yang dikeluargakan untuk membayar pekerja menjadi lebih rendah.

Selain perubahan dalam memanen padi, dampak urbanisasi Juga mengakibatkan perubahan kendaran yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat Bolaang Mongondow. Dulunya masyarakat Bolaang Mongondow menggunakan bendi (delman) sebagai kendaraan umum untuk berpergian, Kini sekarang masyarakat Bolaang Mongondow sudah tidak lagi menggunakan bendi (delman) sebagai kendaraan umum karena sekarang sudah ada kendaraan umum berupa bentor yang tentunya jauh lebih modern dan lebih nyama dari kendaraan umum yang sebeleumnya.

Perubahan urbanisasi di Bolaang Mongondow memiliki dampak positif dan negatif terhadap masyarakat setempat, yaitu; Dampak positif dari urbanisasi peningkatan ekonomi, hal ini menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat di Bolaang Mongondow sedangkan dampak negatif dari urbanisasi yakni ketimpangan sosial dan ekonomi, dimana memunculkan kesengajaan antara kelompok yang masyarakat kaya dan miskin. Migran dari desa ke kota mungkin mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan kehidupan kota dan beresiko terjebak dalam kemiskinan. Urbanisasi membaawa peluang sekaligus tantangan bagi masyarakat Bolaang Mongondow. Penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk menentukan perencanaan yang baik agar dampak negatif bisa diminimalisir kejadiannya.

Sumber Gambar Radarbanyumas.disway.id
Sumber Gambar Radarbanyumas.disway.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun