Mohon tunggu...
Abusagara
Abusagara Mohon Tunggu... -

satu hari, satu tulisan. Ingin mendapatkan kebaikan mesti harus memungut dari jalanan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bola Mata, untuk Indonesia

23 Februari 2018   06:00 Diperbarui: 23 Februari 2018   17:16 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: Jawa Pos

Abu Sagara

Pekan ini namamu kembali menyeruak.
Memberi ketegasan ,tak sedikitpun terlihat muak.
Aku sedikit paham, kepada siapa kau berpihak.
Untuk rakyat bukan? Jaga negara tak perlu sorak
Mesti matamu picak, Jutaan mata kau buat terbelalak.

Subuh itu sepulang sembahyang
Saat  embun pagi menyapa penuh kasih sayang
Kala fajar menyongsong siang
Datang orang tak bernama ,menabuh genderang
Siramkan merkuri , memantik perang.

Bang Novel, Pesanmu sangat heroik
Kau sadarkan kami yang cuma komentar berisik
Ternyata perlu nyali besar untuk jadi orang baik
Saat kau ganggu manusia yang merasa terusik
Merancang skenario, agar kau terluka dan tercekik.

Aku bangga padamu bung !!!
Kau relakan matamu hingga mengembung
Kami berdo'a untukmu bung !!!
Tuhan jaga kemuliaanmu hingga ujung
Indonesia berhutang moral , kami terus dukung.

Kau tertumpuk diantara tukang sabung
Kami memilihmu, mendoakanmu penuh sanjung
Tetaplah beridentitas, agar kelak kau naik kelas
Rakyat cerdas, tau mana dedak mana beras
Tau mana citra, tau mana nyata,
Tidak perlu followers berjuta.

Aparat sudah bergerak, entah nyata atau  abstrak
Mereka gesit, sigap disetiap babak
10 bulan lebih katanya, atau lebih banyak?
Seperti di hutan atau kandang biawak
Pelaku hilang tak pernah nampak, atau diarak.

Hampir setahun sudah,
Sang penyiram masih bebas diluar sana?
Kita tak tau rimbanya, atau kami tidak baca berita?
Masa penyidik KPK disiksa
Negara terlihat anteng tentram dibuatnya?

Saat matamu hilang, Untuk Indonesia yang akan datang
Saat negeri ini bersih dari pencuri berhati binatang
Meski matamu gelap tidak terang
Semoga lahir generasi setelahmu lebih garang
Melenyapkan pencuri negara dengan lantang.

Matamu telah kau wakafkan
Penglihatanmu telah kau korbankan
Untuk Indonesia bentuk kesetiaan
Aku terharu memilihmu jadikan panutan
Dari pada penjual aset negara, mewariskan utang tak terbayarkan
Pulau tergadai, rakyat terusir, tak berumah , terlunta tak karuan.

Bang ,bantulah rekan sejawatmu !
Melukis rancangan tanpa jemu
Sketsa wajah penyiram matamu
Agar kasusmu tidak ambigu
Agar kami tahu, bahwa negara ini hadir membelamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun