Mohon tunggu...
Abusagara
Abusagara Mohon Tunggu... -

satu hari, satu tulisan. Ingin mendapatkan kebaikan mesti harus memungut dari jalanan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Jangan Biarkan Perpustakaan Kita Membusuk

12 Februari 2018   14:52 Diperbarui: 17 Februari 2018   13:33 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Peprustakaan sekolah, hadirnya tidak betul-betul memperlihatkan perannya sebagai lumbung ilmu, keberadaannya hanyalah ada saat sekolah melakukan proses akreditasi dan posisinya hanya sebagai syarat saja dan tidak benar-benar menjadi ruh sekolah sebagai lembaga pendidikan. Di universitas sekalipun, perpustakaan hanyalah tumpukan buku-buku dan bangunan antik tanpa peminat. Berbagai cara sudah dilakukan seperti memasang Air Conditioner, penataan buku yang variatif, katalog digital, namun pada akhirnya tetap saja perpustakaan sepi, membusuk, tanpa peminat.

Saat ini buku versi cetak hampir ditinggalkan, karena tidak bisa dipungkiri bahwa elektronik book sudah sangat bertebaran dengan segala keunggulannya. Dari sisi kemudahan pun elektronik book memang sangat menjajnjikan, cukuplah dengan hanya mentransfer sejumlah uang kepada penjual, maka konten buku elektronik ini akan dengan mudah di unduh. Belum lagi buku elektronik yang disebarluaskan secara gratis, itu sangat berdampak pada peredaran buku cetak.

Koran atau surat kabar sebagai salah satu media penyampai berita atau informasi pun, sudah mulai ditinggalkan, dengan berbagai alasan tentunya, mulai dari menjalankan prinsip paper less, kecepatan akses informasi, dan tentunya terbatasnya tampilan dan konten berita yang disajikan oleh koran lebih terbatas dibanding portal berita yang bisa diakses secara online.

Dengan berbagai peralihan tadi, semakin mudahnya mengkases aneka bacaan harapannya adalah  daya baca semua warga negara menigkat tanpa kecuali, yang tentunya akan berdampak posisitif bagi perkembangan negara Indonesia pada akhirnya, dan tentunya semakin banyak perpustakaan dan taman baca diseluruh daerah yang ada di Indonesia, perpustakaan banyak peminat , semua warga negara mampu meluangkan waktu khusus untuk membaca, memanfaatkan teknologi yang ada untuk menumbuhkan minat baca, perpustakaan tidak membusuk dan  negeri ini bercahaya diisi oleh generasi melek baca.

Rujukan data: 1 | 2 |.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun