AWAL BULAN ZULHIJJAH, HARI ARAFAH & IDUL ADHA 1445 H
Secara hisab Ijtima' akhir Zulqa'dah 1445 H. terjadi pada hari Kamis, 6 Juni 2024 M, pukul 19:37:42 WIB.
Di wilayah Indonesia saat maghrib Kamis (malam Jum'at) 6 Juni 2024 M posisi bulan minus di bawah ufuk. Sedangkan pada Jum'at (malam Sabtu) 7 Juni 2024 M, tinggi Bulan antara 7 16' 18" s/d 10 41' 35", dan jarak elongasi Bulan-Matahari antara 11 34' 48" s/d 13 14' 26".
Dengan demikian maka :
A. MENURUT METODE HISAB
A. 1) Menurut metode hisab Imkan rukyat
Menurut metode hisab imkan rukyat baru MABIMS yang dipakai oleh Pemerintah, PERSIS dan lainnya, pada saat Maghrib Jum'at (malam Sabtu) 29 Zulqa'dah 1445 H /7 Juni 2024, ijtimak sudah terjadi dan hilal di wilayah Indonesia secara hisab sudah bisa dilihat (visible/imkan rukyat), sebab sudah memenuhi kriteria keterlihatan hilal baru MABIMS (tinggi 3, Elongasi 6.4). Pada saat Magrib tinggi Bulan di wilayah Indonesia sudah sekitar 7.3 sd 10.7 dan Elongasi (sudut pisah) Matahari-Bulan sudah 11,6 sd 13,3. Dengan demikian, awal bulan Zulhijjah 1445 H ditetapkan berdasarkan metode hisab imkan rukyat baru MABIMS jatuh bertepatan dengan Sabtu, 8 Juni 2024. Hari Arafah (9 Zulhijjah 1445) = Ahad, 16 Juni 2024. Idul Adha (10 Zulhijjah 1445 H) = Senin, 17 Juni 2024 M.
A. 2) Menurut metode hisab wujudul hilal.Karena pada awal Zulqa'dah 1445 H kemarin terjadi perbedaan antara Muhamadiyah yang menggunakan metode hisab wujudul hilal dengan KEMENAG serta PERSIS yang menggunakan hisab imkan rukyat, juga dengan NU yang menggunakan metode rukyat, maka tanggal 29 Zulqa'dah 1445 H versi hisab wujudul hilal yang dipakai Muhamadiyah bertepatan dengan Kamis (malam Jum'at), 6 Juni 2024. Pada saat Maghrib 29 Zulqa'dah 1445 H versi wujudul hilal, ijtimak belum terjadi (Ijtimak baru terjadi pada 6 Juni 2024 setelah maghrib yaitu pada jam 19:37:42 WIB), serta Bulan (hilal) lebih dulu terbenam daripada Matahari atau dengan kata lain saat Matahari terbenam bulan (hilal) minus di bawah ufuk. Artinya posisi bulan belum memenuhi syarat masuk awal bulan baru menurut metode hisab wujudul hilal. Hingga menurut metode hisab wujudul hilal bulan Zulqa'dah 1445 H digenapkan 30 hari dan 1 Zulhijjah 1445 H ditetapkan Sabtu, 8 Juni 2024. Hari Arafah (9 Zulhijjah 1445) = Ahad, 16 Juni 2024. Idul Adha (10 Zulhijjah 1445 H) = Senin, 17 Juni 2024 M
A. 3) Menurut metode Hisab Imkan Rukyat TURKI (KIG TURKI2016)Parameter penetapan awal bulan Hijriah dengan Hisab imkan rukyat TURKI atau Kalender Islam Global (KIG) TURKI 2016 adalah sebagai berikut :
1. Seluruh kawasan dunia dipandang sebagai satu kesatuan, sehingga bulan baru dimulai pada hari yang sama di seluruh kawasan dunia
2. Awal bulan baru dimulai apabila terjadi imkan rukyat di belahan bumi manapun sebelum pukul 12 malam (00.00 GMT/07.00 WIB) dengan syarat ketinggian hilal minimal 5 dan elongasi minimal 8 pada saat terbenam matahari.
3. Apabila imkan rukyat pertama di muka bumi terjadi melewati pukul 12 malam (00.00 GMT/07.00 WIB) bulan baru tetap dimulai dengan syarat:
a. Kriteria imkan rukyat (tinggi hilal minimal 5, elongasi minimal 8) terpenuhi dan telah terjadi konjungsi sebelum fajar di New Zealand,
b. Imkan rukyat menjangkau di daratan Benua Amerika.
A. 4) Menurut metode Hisab Imkan Rukyat Rekomendasi Jakarta 2017 (KIG2017 Jakarta)
Prinsip penetapan awal bulan berdasarkan KIG2017 Jakarta adalah sebagai berikut :
1. Kriteria imkan rukyat (tinggi 3 dan Elongasi 6.4) sudah terpenuhi.
2. Wilayah rujukannya adalah kawasan barat Asia Tenggara.