Mohon tunggu...
Aburizal Adams
Aburizal Adams Mohon Tunggu... Mahasiswa - Need reason to do something reasonable.

Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang. I love art.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskriminasi Perempuan di Media Sosial dalam Kasus Video Asusila Selebriti di Indonesia

9 April 2021   21:01 Diperbarui: 9 April 2021   21:00 2060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Diskriminasi terhadap perempuan merupakan suatu hal yang selalu menjadi masalah di Indonesia, meskipun zaman sudah sangat modern dan emansipasi wanita serta kesetaraan gender sudah digalakan sejak dari zaman Ibu RA Kartini dulu, namun hal ini masih ada dan melekat pada masyarakat di Indonesia.

Penyebab kenapa diskriminasi terhadap wanita masih ada sampai sekarang ini diduga berasal dari budaya lama maupun doktrin-doktrin iklan yang kebanyakan memposisikan laki-laki lebih tinggi derajatnya dari pada perempuan, serta pembagian suatu peran atau pekerjaan berdasarkan gender yang jika dipikirkan lagi ternyata tidak memiliki alasan yang masuk akal. 

Hal tersebut kemudian dianggap lumrah oleh masyarakat padahal anggapan bahwa suatu gender lebih redah daripada gender lain ataupun pelarangan suatu gender tertentu untuk melakukan suatu hal yang tidak jelas dasarnya merupakan sebuah masalah serius yang bisa berdampak langsung pada kehidupan sosial gender yang merasa dirugikan.

Diskriminasi terhadap gender pun dapat diakibatkan oleh stereotip gender yang telah terbentuk dalam kehidupan dan pola pikir masyarakat yang berasal dari budaya maupun media massa yang menjadi konsumsi dan lekat dengan kehidupan sehari-harinya. Dalam penelitian awal tentang stereotip dalam media, gender dianggap sebagai kategori yang cukup stabil untuk membedakan antara karakteristik perempuan dan laki-laki.

Laki-laki misalnya, diamati untuk digambarkan dalam peran-peran yang lebih kuat, sedangkan perempuan merupakan pihak yang selalu tunduk. Dalam penelitian penerimaan, fokusnya adalah pada faktor-faktor sosial dan budaya dalam keluarga, institusi, dan kekuatan lain yang memengaruhi bagaimana penggambaran media diterima atau dipahami.

Oleh Sebab itu, misalnya dalam menyaksikan karakter pria atau wanita di televisi persepsi penonton/audiens akan dipengaruhi oleh kekuatan sosial yang telah dialami dalam kehidupannya. Dengan kata lain, pemaknaan seseorang pada apa yang dilihatnya tidak hanya ditentukan oleh pengamatannya sendiri, tetapi oleh apa yang dimasukannya dalam situasi tersebut.

Dalam kasus video asusila selebriti di Indonesia biasanya pihak dari selebriti wanita yang mendapatkan banyak hujatan dan cacian serta stigma negatif dari masyarakat. Hal tersebut terjadi karena masyarakat menganggap bahwa perempuan itu seharusnya dapat menjaga perilakunya agar laki-laki tidak berbuat macam-macam pada dirinya, padahal laki-laki juga memiliki andil hal tersebut, namun yang dibahas dan disorot oleh masyarakat selalu pada pihak perempuan.

Contoh kasus video asusila yang terdapat unsur diskriminasi terhadap perempuan didalamnya adalah pada kasus video asusila dari Gisella Anatasia atau biasa di panggil Gisel. Dilansir dari www.liputan6.com pada akhir tahun 2020 Gisel menjadi sorotan karena viralnya rekaman video asusila seorang wanita yang disebut-sebut mirip dengan Gisel tengah melakukan hubungan badan dengan seorang pria, video yang berdurasi 19 detik tersebut sontak viral diberitakan banyak media dan menjadi perbincangan hangat di masyarakat.

Tak lama setelah video tersebut viral Gisel pun mengakui bahwa yang ada dalam video asusila tersebut memanglah rekaman dirinya yang direkam disebuah hotel dikawasan Medan pada tahun 2017, pernyataan tersebut dia ungkapkan pada saat di panggil oleh pihak kepolisian pada hari Selasa, 17 November 2020 di Mapolda Metro Jaya.

Dalam kasus video asusila selebriti yang di alami oleh Gisel ini, masyarakat lebih memusatkan perhatiannya pada Gisel sebagai pihak perempuan. Hal ini terjadi selain karena Gisel adalah seorang selebritis yang dikenal oleh banyak orang di Indonesia, tetapi juga karena bahwa Gisel ini adalah seorang perempuan yang dicap masyarakat harus menjaga sikap dan lain sebagainya yang dilabelkan terhadap perempuan, padahal dalam video tersebut ada pula pihak laki-lakinya yaitu Michael Yukinobu Defretes atau biasa dipanggil Nobu, namun sorotan dan hujatan warganet tetap terpusat pada Gisel.

Sorotan dan hujatan warganet ini disalurkan melalui media sosial instagram dengan menyerang akun pribadi dari Gisel yaitu @gisel_la, kata-kata ejekan serta sindiran dilontarkan pada setiap postingan Gisel pada saat kasus video asusila ini viral. Dari banyaknya komentar yang ada pada saat kasus video asusila tersebut viral, kata-kata yang paling banyak dilontarkan pada Gisel adalah bahwa Gisel merupakan perempuan yang tidak tahu malu dan perempuan harus bisa menjaga sikapnya sebagai perempuan, padahal Gisel telah memberikan keterangan bahwa bukan dia yang menyebarkan video yang berdurasi 19 detik tersebut dan video tersebut merupakan video lama yang direkam pada tahun 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun