Mohon tunggu...
Munif Mutawalli
Munif Mutawalli Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sastra Asia Barat

Kebenaran akan terdengar di telinga - telinga yang mencarinya (thalabul haqq), kecuali orang - orang yang mencari pembenaran (jahil) dan enggan untuk mencari kebenaran (jahil murakkab). Tugas kolektif (bersama) adalah menjaga kebenaran (dimanapun, bagaimanapun dan dari siapapun kebenaran tersebut), sebelum 'hoax' luas membumi dan 'kesesatan berpikir' nikmat menindas serta menghegemoni.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mustahil Mengharamkan Filsafat

4 Mei 2024   22:21 Diperbarui: 6 Mei 2024   05:53 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat selalu saja indah dari segala sisi, dari terminologi, karakteristik atau ciri khasnya, hingga substansi dari filsafat itu sendiri. Filsafat tidak pernah bertentangan dengan agama, justru keduanya, baik filsafat maupun agama berjalan bersamaan, layaknya orang yang lagi kasmaran.

Salah satu tipologi orang yang memberikan stigma negatif terhadap filsafat adalah mereka yang tidak mendalami filsafat atau hanya mempelajari filsafat di permukaan. Bagi mereka yang mendalami, mereka akan betul betul jatuh cinta, serta tenggelam bak menikmati indahnya pemandangan bawah lautan.

Istilah filsafat itu sendiri diangkat dari bahasa yunani yang artinya cinta kebijaksanaan. Dari pemaknaan saja, filsafat mempunyai arti yang luar biasa. Dalam sejarahnya, socrates yang merupakan representasi filsuf dan mempopulerkan filsafat itu sendiri, justru tidak menginginkan dirinya disebut sebagai orang yang cerdas, orang yang bijak, dan semacamnya. Justru Socrates yang kala itu vis a vis dengan kaum sofis, justru lebih menginginkan dirinya didebut sebagai orang yang cinta kebijaksanaan. Jika dilihat secara mendalam, justru dibalik kisah tersebut ada bentuk ketawadhuan dari seorang filosof, yang lebih ingin disebut sebagai seorang yang cinta kebijaksanaan dibanding orang yang pintar atau orang yang bijak. Kira kira, layakkah filsafat di haramkan?

Dalil lain yang sering digunakan oleh orang orang untuk mengharamkan filsafat ialah, dikarenakan filsafat dari Yunani, dan filsuf dari Yunani adalah kafir, jadi tidak boleh berfilsafat dan filsafat haram. Jika kita mau jujur, ada banyak yang datang dari orang kafir yang kita gunakan sekarang dan tidak kita sadari, baik dari segi keilmuan maupun teknologi. Seperti baju yang kita pakai mungkin. Dan saya kira, tidak ada dalil secara khusus yang mengatakan bahwa filsafat haram (silahkan dibantah jika ada yang dalil yang mengatakan bahwa FILSAFAT haram). Apakah yang dimaksud dalam dalil tersebut murni filsafat? Atau orang yang berfilsafat? Atau hasil pemikiran dari filsafat? Dan mengapa diharamkan?

Adapun ciri khas dari filsafat ialah penggunaan akal pikiran secara maksimal. Apakah salah menggunakan akal pikiran secara maksimal? Tentu saja tidak. Jgustru memaksimalkan kerja akal adalah salah satu bentuk rasa syukur kita terhadap Tuhan. Tuhan menciptakan akal, dan kita memaksimalkan apa yang Tuhan berikan. Hemat penulis, syukur itu sendiri ialah memaksimalkan atau mempergunakan sesuatu sebagaimana mestinya.  

Ciri yang lain ialah teraktivasinya fungsi kritik dan kritisisme. Kedua hal tersebut sangatlah penting untuk kehidupan sehari hari kita. Terlebih lagi di era kontemporer, ketika kita dibanjiri informasi dan tidak ada filterisasi tentang kebenaran informasi tersebut. Bagi orang yang kritis, sangat sulit untuk termakan hoax.  

Bagi seorang filsuf, tanggungjawab merupakan hal yang esensial. Dikarenakan setiap gagasan atau ide mesti dipertanggungjawabkan. Sungguh sangatlah aneh ketika kita mempunyai ide, tapi sulit untuk dibuktikan. Ketiga hal tersebut hanya beberapa ciri khas yang biasanya dimiliki oleh seorang pembelajar filsafat.

Mesti kita ketahui bersama, bahwa kata filsafat memang tidak ditemukan di zaman nabi, tapi irisan irisan filosofis huga termaktub di dalam kata 'Hikmah' yang sering digunakan dalam pengkajian pengkajian Islam. Dan kata 'Hikmah' ini populer dalam dunia Islam, seperti populernya kata 'filsafat' dalam peradaban Yunani. Bahkan, kecendrungan filosof muslim lebih memilih kata hikmah dibanding filsafat untuk menamai pemikiran filsafat yang dihasilkannya, seperti hikmah muta'aliyah oleh Mullah Shadra.

Pembahasan di dalam filsafat biasanya sekitar wujud, kausalitas, kontradiksi, dll. Dati segi isi dari pembahasan filsafat itu sendiri, justru mengindikasikan kalau filsafat tersebut mustahil untuk diharamkan. Lahh, lowong semuanya digunakan dalam kehidupan sehari hati kita. Justru ketika kita mengharamkannya, mengakibatkan pengharaman di berbagai hal. Misalnya, pembahasan kausalitas, apakah hal tersebut juga diharamkan? Saya takutkan, semua ilmu pengetahuan runtuh. Bahkan ilmu agama juga yang menggunakan atau membahas hukum kausalitas juga akan ikut diharamkan. Nauzubillah min dzalik.

Penulis husnudzon, mungkin yang dimaksud oleh orang yang mengharamkan filsafat adalah hasil pemikiran filsafat, bukan filsafat. Dikarenakan akan terjadi inkonsistensi ketika berfilsafat kita maknai sebagai penggunaan akal, sedangkan orang yang mengharamkan filsafat juga menggunakan akal untuk mengharamkan filsafat. Jadi, sebenarnya dia juga berfilsafat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun